faktor yang menentukan ide desain

Pengertiandan Penjelasan Studi Kelayakan dalam Manajemen Proyek. Mei 25, 2021 by Feradhita NKD. Sumber: www.freepik.com. Sesuai dengan namanya, studi kelayakan digunakan untuk menentukan kelayakan akan suatu ide atau gagasan. Dengan melakukannya, Anda akan mengetahui apakah sebuah proyek memungkinkan untuk bisa sukses dijalankan. Olehkarena itu, kalau kamu ingin menjalani usaha sendiri perlu memahami sepuluh faktor penentu keberhasilan sebuah bisnis. 1. Memiliki pengetahuan tentang usaha. Saat menjadi pengusaha, baik usaha kecil atau besar, diperlukan modal dasar pengetahuan yang cukup tentang dunia kewirausahaan. Saat kamu membuat bisnis atau membuka usaha sendiri Semakingiat Anda berusaha, semakin besar pula kesempatan untuk sukses. Masih banyak faktor lain yang masih perlu, akan tetapi secara garis besar, faktor diatas merupakan faktor penting bagi keberhasilan perusahaan Anda. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat untuk Anda. Jika ada ide tambahan, silahkan tulis pada form komentar dibawah ini. Bingungmencari inspirasi? Aku juga sama, ini merupakan salah satu faktor yang menghambat aku untuk menulis posting. Tapi, setelah introspeksi diri, ternyata gak sesulit itu untuk mencari sebuah ide atau inspirasi. Sebenarnya, caranya sangat mudah dan gak repot. Jadi berikut adalah cara aku untuk mencari ide dan inspirasi: 1. Santai TipsRumah dan Apartemen. 1. Memahami Pengertian Konsep Desain dalam Konstruksi Bangunan. Langkah pertama sebelum membuat konsep desain, Anda perlu mengetahui dulu soal konsep. First in Architecture menjelaskan, konsep merupakan ide, teori atau gagasan, tetapi dalam arsitektur Anda juga bisa menggambarkan konsep sebagai pendekatan untuk desain. mở khóa khi bị chặn đăng bài lên nhóm page. Home IPS Soaltuliskan faktor-faktor yang menentukan ide desainJawabanAda beberapa faktor yang dapat menentukan ide desain, di antaranya adalahKebutuhan Pengguna Desain harus memenuhi kebutuhan pengguna. Pertimbangkan siapa target pengguna produk Anda, apa yang diinginkan mereka dari produk tersebut, dan bagaimana produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan Desain Setiap desain memiliki tujuan tertentu, seperti mempromosikan merek, meningkatkan penjualan, meningkatkan kesadaran merek, meningkatkan kinerja, atau meningkatkan pengalaman pengguna. Fokus pada tujuan desain dapat membantu memandu ide-ide Desain juga harus mempertimbangkan konteks di mana produk atau layanan akan digunakan. Pertimbangkan faktor seperti lingkungan, budaya, kebiasaan, dan kebutuhan spesifik Tren dapat memengaruhi ide-ide desain. Penting untuk mengetahui tren desain terbaru, namun juga penting untuk tetap mengembangkan desain yang orisinal dan Teknis Teknologi dan material yang tersedia dapat membatasi desain. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan keterbatasan teknis dalam pengembangan ide-ide Budget yang tersedia untuk proyek desain dapat memengaruhi ide-ide desain dan pilihan material serta teknologi yang digunakan. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan budget dalam pengembangan ide-ide Bisnis Ide-ide desain harus mempertimbangkan perspektif bisnis, seperti keuntungan, penjualan, dan manfaat bagi perusahaan. Desain juga harus dapat membedakan merek dan produk dari pesaing di pasar. Jika kamu ingin membuat sebuah desain yang menarik, tentunya harus mempertimbangkan pemilihan warna yang tepat untuk desain tersebut. Warna sering disebut sebagai bagian krusial dari sebuah karya desain grafis. Pasalnya, warna bisa mempengaruhi persepsi orang saat melihatnya. Saat seorang desainer grafis membuat logo dan memilih warna dengan asal-asalan, bisa saja logo tersebut tidak akan menarik audiens. Bahkan, pesan dari brand atau perusahaan juga tidak dapat disampaikan dengan tepat saat salah memilih warna pada logo. Berikut ini akan dijelaskan mengapa pemilihan warna untuk desain begitu penting serta bagaimana cara memilih warna yang tepat untuk desain brand-mu. Baca Juga 5 Unsur Desain Grafis yang Perlu Kamu Tahu Mengapa Warna Begitu Penting untuk Desain? © Seperti yang dijelaskan oleh UX Planet, dalam sebuah desain maka warna memiliki fungsi utama yaitu sebagai penarik perhatian audiens. Hal itu disebabkan warna merupakan aspek yang paling mudah diingat oleh audiens ketika mereka melihat suatu hal baru. Pewarnaan dalam sebuah desain juga dapat memudahkan suatu brand untuk melakukan branding sehingga bisa dikenal lebih luas. Tanpa mampu memilih warna yang tepat, pasti akan kesulitan untuk menarik audiens apalagi menyampaikan nilai dari brand tersebut. Dalam proses pemilihan warna yang tepat untuk desain, ada banyak hal yang perlu dipikirkan. Tidak hanya dari sisi aesthetic, tapi juga melihat dari sisi lain seperti gender hingga budaya. Platt College menyebutkan bahwa seorang desainer grafis yang andal harus mengantisipasi perbedaan budaya dalam memilih suatu warna untuk desainnya. Hal itu disebabkan suatu warna bisa memiliki arti yang berbeda bagi suatu penduduk di tempat tertentu. Misalnya, warna putih di Amerika Serikat yang melambangkan kesucian. Namun, di Jepang, Tiongkok, atau Korea warna putih menandakan kedukaan. Intinya, sebelum memilih warna untuk membuat desain pastikan melakukan riset terlebih dahulu agar penyampaian pesan dari karya yang dibuat bisa mengena pada audiens. Baca Juga Tahapan dan Contoh Strategi Branding yang Berhasil Dilakukan Cara Memilih Warna yang Tepat untuk Desain © Dalam proses pemilihan warna untuk desain ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain 1. Menentukan persona dari brand Sebelum memilih warna untuk desain, baik itu logo atau desain lainnya, coba kamu kenali lebih dalam mengenai brand tersebut. Cari tahu target audiens dari brand tersebut apakah pria, wanita, atau semua gender. Kemudian, brand tersebut termasuk mewah atau terjangkau. Lalu, kenali juga apakah brand tersebut untuk orang dewasa, remaja, anak-anak atau semua umur. Jika kamu sangat paham mengenai brand tersebut, tentunya sudah ada gambaran persona dari brand itu. Jadi, pemilihan warna untuk desain logo pun akan lebih mudah ditentukan. 2. Ketahui tren Tren desain tiap tahunnya bisa berbeda. Tentunya, kamu tidak mungkin akan mengubah desain brand setiap tahunnya, bukan? Itulah mengapa, saat pembuatan desain logo atau jenis desain lainnya sebaiknya selalu cari tahu apa yang sedang tren saat itu. Dalam pemilihan warna, kamu bisa mencari tahu mengenai warna pantone di tahun tersebut. Jadi, logo brand-mu akan terlihat up to date karena menggunakan warna yang sedang tren. Namun, pertimbangkan pula apakah warna pantone tersebut memang cocok dengan persona brand. Jika, tidak cocok sebaiknya jangan memaksa untuk menggunakan warna tersebut. 3. Cari tahu apa warna yang tepat dalam industri Industri juga sangat mempengaruhi pemilihan warna untuk desain. Misalnya, kamu memiliki brand makanan tentu harus mengetahui warna yang biasanya digunakan dalam industri tersebut. 99designs menjelaskan biasanya suatu industri akan condong pada warna tertentu. Contohnya, industri teknologi kebanyakan brand-nya menggunakan warna biru. Kemudian, untuk industri makanan biasanya lebih cenderung menggunakan warna merah. Jika ingin aman, kamu bisa mencoba menggunakan warna yang sering digunakan oleh industri tersebut. Namun, bukan berarti kamu harus menggunakan pakem di atas ya. Tentu saja kamu boleh berkreasi sebaik mungkin dalam memilih warna asalkan sesuai dengan nilai brand. 4. Pahami pengaruh warna pada sisi emosional manusia Seperti yang dijelaskan di atas, setiap warna dapat memberikan pengaruh emosional yang berbeda. Berikut ini contohnya Biru Warna biru memberikan pengaruh seperti kepercayaan, keamanan, dan relaksasi pada audiens. Selain itu, warna biru juga dikaitkan dengan perasaan bahagia serta keramahan. Itulah mengapa cukup banyak brand yang menggunakan warna biru sabagai warna pada logonya agar bisa membuat audiens menaruh kepercayaan pada mereka. Hitam Warna hitam juga sangat sering dipilih untuk sebuah logo dari brand. Hal itu disebabkan warna hitam melambangkan kekuatan dan formalitas. Jika kamu ingin menonjolkan nilai brand yang kuat dan kokoh, maka bisa memilih warna hitam. Merah Merah merupakan salah satu warna yang paling sering digunakan dalam logo suatu brand. Dalam industri makanan atau retail memang warna yang satu ini sangat sering dipakai. Tentu saja hal itu disebabkan warna merah memiliki kesan yang mencolok sehingga bisa menarik perhatian audiens dengan mudah. Tidak hanya itu, warna yang satu ini juga dapat memberi kesan seperti kepercayaan diri, berani, serta memiliki gairah yang besar. Hijau Warna hijau dikenal dapat memberikan efek yang menenangkan pada kita. Pasalnya, warna hijau mencerminkan lingkungan alami dengan banyak pohon dan tanaman. Penggunaan warna hijau biasanya digunakan oleh brand yang menjual makanan dan minuman organik. Selain itu, hijau juga dapat memberikan kesan harmonis, perkembangan, kesuburan, dan masih banyak lainnya. Kuning Dalam sebuah desain yang mencerminkan keceriaan biasanya lebih cenderung menggunakan warna kuning. Memang warna kuning bisa memberikan pengaruh yang positif pada audiens seperti kehangatan, kebahagiaan, serta harapan. Baca Juga Ingin Membangun Bisnis? Ketahui Pentingnya Logo di Sini! Itulah penjelasan mengenai pentingnya pemilihan warna yang tepat untuk suatu desain. Warna pada desain terbukti memiliki dampak yang luar biasa karena dapat mempengaruhi preferensi dari audiens. Oleh karena itu, saat membuat sebuah desain jangan pernah lagi menyepelekan proses pemilihan warna, ya! Sebagai seorang desainer, tentunya kamu harus selalu mengasah skill dan menambah pengetahuan tentang desain agar bisa menghasilkan karya terbaik. Tidak hanya lewat internet atau buku, kamu bisa mengembangkan skill desainmu dengan mengikuti kelas di Glints ExpertClass. Ada banyak sekali kelas menarik yang dipandu langsung oleh para profesional yang sudah ahli di bidangnya masing-masing. Jika penasaran dan tertarik untuk mengembangkan skill, segera pilih kelas yang cocok buatmu sekarang juga, ya! Contoh Soal Essay Prakarya & KWU kelas XII Semester 1 kurikukulum 2013 Beserta Jawaban - Soal essai/uraian prakarya dan kewirausahaan kelas 12 semester ganjil K13 edisi revisi SMA/MA/SMK/MAK/Sederajat postingan ini, berisikan materi yang sama dengan soal pg prakarya kelas 12 yang telah admin posting sebelumnya, yaitu "Usaha Kerajinan untuk Pasar Lokal" Bab 1, seperti materi tentang usaha dan produksi kerajinan berdasarkan kebutuhan pasar lokal dan evaluasi hasil perhitungan, media promosi, dan pemasaran produk kerajinan. Baca juga 150 Soal PTS Prakarya dan KWU Kelas 11 Semester 1 Kurikulum 2013 DAN 200 Soal UTS Prakarya dan Kewirausahaan Kelas X Semester 1 K13 Beserta Jawaban Berikut di bawah ini soal essay prakarya kurtilas kelas 12 semester gasal dilengkapi kunci jawaban dengan pertanyaan dimulai dari nomor 1. 1. Sebutkan tiga pendekatan untuk memperoleh ide produk hiasan! Jawaban Tiga pendekatan untuk memperoleh ide produk hiasan sebagai berikut. a. Studi pasar untuk ide pengembangan produk b. Eksplorasi material untuk inovasi estetik baru c. Proses merespon lingkungan untuk pengembangan produk 2. Jelaskan yang dimaksud kerajinan sebagai bagian dari industry kreatif? Jawaban Kerajinan sebagai bagian dari industry kretif ialah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi produk yang dibuat dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan proses penyeleasian produknya, antara lain barang kerajinan yang terbuat dari batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logamemas, perak, tembaga, perunggu, besi kayu, kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat dan kapur 3. Jelaskan yang dimaksud karya kerajinan sebagai benda hias! Jawaban Karya kerajinan sebagai benda hias meliputi segala bentuk kerajinan yang dibuat dengan tujuan untuk dipajang atau digunakan sebagai hiasan atau elemen estetika. 4. Tuliskan fungsi hiasan interior! Jawaban Fungsi hiasan interior, yaitu menghias dan membentuk suasana tertentudengan elemen estetis interior. 5. Terangkan pengertian industri kreatif! Jawaban Industri kreatif dapat diartikan sebagai kumpulan aktivitas ekonomi yang terkait dengan penciptaan atau penggunaan pengetahuan dan informasi 6. Sebutkan hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan kerja! Jawaban Keselamatan kerja dalam proses produksi antara lain mempersiapkan diri, menentukan bahwa alat dan mesin masih aman digunakan, cara pengolahan, serta prinsip kerjanya 7. Uraikan hal yang dilakukan pengusaha dalam mengembangkan desain dari limbah! Jawaban Seorang wirausaha dalam pengembangan desain dari limbah untuk kerajinan hiasan, harus melakukan penelitian terhadap potensi limbah yang akan digunakan sebagai bahan baku kerajinan, Seorang wirausaha harus memastikan berapa jumlah bahan baku yang akan digunakan, serta jumlahnya cukup 8. Jelaskan yang dimaksud biaya produksi! Jawaban Biaya produksi yaitu akumulasi dari semua biaya-biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau barang. 9. Sebutkan yang dimaksud pengolahan sumber daya usaha! Jawaban Pengelolaan sumber daya usaha di kenal dengan istilah 6M yaitu man, money, materialis, machines, method, dan markets 10. Tuliskan faktor-faktor yang menentukan ide desain! Jawaban Penentuan ide desain ditentukan oleh jenis, material, bentuk, dan karakter dari bahan baku Lanjut ke nomor 11-20 soal essay Usaha Kerajinan untuk Pasar Lokal Thanks for reading Contoh Soal Essay Prakarya & KWU kelas XII Semester 1 kurikukulum 2013 Beserta Jawaban Apa yang pertama kali muncul di pikiranmu ketika mendengar istilah design thinking? Mungkin bagi kamu, design thinking identik dengan inovasi, berpikir out-of-the-box, punya terobosan baru, dan lain sebagainya. Sebenarnya, kamu nggak salah. Ketiga kata frasa tersebut memang hasil yang diinginkan dari proses melakukan design thinking. Biasanya, kemampuan melakukan design thinking dibutuhkan dalam pekerjaan yang berkaitan dengan desain produk, user experience, UX designer, arsitektur, dan lain-lain. Design thinking tak hanya berlaku dalam pekerjaan tersebut, tetap juga dibutuhkan dalam bisnis. Design thinking memang mempunyai keuntungan seperti penghematan biaya dan jaminan return of investment ROI, membuat pengguna semakin loyal, dan menghemat waktu pengembangan. Konon, design thinking juga sangat penting dimiliki startup. Startup menciptakan, menguji produk atau servis dan tak jarang gagal sebelum mendapat pendanaan untuk meneruskan penemuannya. Startup harus bisa mendefinisikan masalah dan menjawabnya dengan hasil produknya. Design thinking di situlah berperan. Lantas, apa yang dimaksud dengan design thinking? Bagaimana karakteristik dan penerapannya? Simak terus informasi di bawah ini agar kamu dapat memahami design thinking. Apa Itu Design Thinking?1. Berbasis Solusi atau People-Centered2. Hands-On3. Highly Creative4. Dilakukan Secara Berulang atau IterativeProses dalam Design ThinkingTahapan Design Thinking1. Empathize2. Define3. Ideate4. Prototype5. TestContoh Penerapan Design Thinking Studi Kasus Gojek1. Empathize2. Define3. Ideate4. Prototype5. TestRekomendasi Buku & Artikel Terkait Apa Itu Design Thinking? Di internet, kamu akan menemui banyak definisi mengenai design thinking. Menurut “Interaction Design Foundation” misalnya, design thinking disebut sebagai proses yang dilakukan secara berulang untuk memahami pengguna, menantang asumsi, mendefnisikan ulang permasalahan, serta menciptakan solusi. Sedangkan “Career Foundry” mengatakan, design thinking adalah sebuah ideologi maupun proses untuk memecahkan masalah kompleks yang menitikberatkan kepentingan pengguna. Sederhananya, design thinking merupakan pendekatan atau metode pemecahan masalah baik secara kognitif, kreatif, maupun praktis untuk menjawab kebutuhan manusia sebagai pengguna. Design thinking meliputi proses-proses seperti analisis konteks, penemuan dan pembingkaian masalah, pembuatan ide dan solusi, berpikir kreatif, membuat sketsa dan menggambar, membuat model dan membuat prototipe, menguji dan mengevaluasi. Inti dari design thinking meliputi kemampuan untuk Menyelesaikan masalah yang rumit. Mengubah strategi menjadi solusi. Menggunakan nalar abduktif dan produktif. Menggunakan media pemodelan non-verbal, grafik atau spasial, misalnya, membuat sketsa dan membuat purwarupa. Design thinking memberikan ruang bagi kita untuk gagal. Belajar dari kegagalan, kita harus memahami mengapa kita gagal dan mengapa kita harus memperbaikinya. Pemikiran desain juga dikaitkan dengan resep untuk inovasi produk dan layanan dalam konteks bisnis dan sosial. Beberapa resep ini telah dikritik karena terlalu menyederhanakan proses desain dan meremehkan peran pengetahuan dan keterampilan teknis. John E. Arnold adalah salah satu penulis pertama yang menggunakan istilah design thinking. Dalam “Creative Engineering” 1959 dia membedakan empat bidang pemikiran desain. Menurut Arnold, pemikiran desain dapat menghasilkan antara lain Fungsionalitas baru, yaitu solusi yang memenuhi kebutuhan baru atau solusi yang memenuhi kebutuhan lama dengan cara yang sama sekali baru. Tingkat kinerja solusi yang lebih tinggi. Menurunkan biaya produksi. Peningkatan salabilitas. Jadi, menurut konsep awal ini, design thinking mencakup semua bentuk inovasi produk, termasuk terutama inovasi inkremental kinerja yang lebih tinggi dan inovasi radikal fungsionalitas baru. Arnold merekomendasikan pendekatan yang seimbang Pengembang produk harus mencari peluang di keempat bidang pemikiran desain. Meski memiliki banyak arti, ada empat karakteristik yang akan selalu kamu temui dalam design thinking. 1. Berbasis Solusi atau People-Centered Kepentingan manusia sebagai pengguna adalah fokus paling utama dalam metode design thinking. Makanya, design thinking berperan mengidentifikasi masalah yang sedang dihadapi manusia dan menjawab masalah tersebut dengan solusi yang berguna dan efektif bagi mereka. Dengan kata lain, design thinking sangat mengandalkan solusi untuk menjawab kebutuhan tersebut. Pendekatan semacam ini akan menuntut menuntut seseorang untuk memunculkan sesuatu yang konstruktif demi mengatasi sebuah masalah. Pemikiran berbasis solusi disimpulkan dalam penelitian Bryan Lawson, Profesor Arsitektur di Universitas Sheffield yang membandingkan proses pemecahan masalah oleh kelompok ilmuan vs kelompok desainer. Lawson mengatakan bahwa kelompok ilmuwan cenderung mengidentifikasi masalah problem-based, sementara kelompok desainer lebih mengutakaman solusi masalah solution-based. Jadi, solution-based dilakukan secara eksperimental demi menemukan solusi yang tepat. 2. Hands-On Salah satu tahapan yang dilakukan dalam design thinking adalah prototipe menuangkan ide menjadi produk nyata. Tahap ini memungkinkan pengujian langsung dari tim desain terhadap produk setengah jadi. Karakteristik hands-on tak akan ada pada bisnis yang tak menggunakan design thinking. Misalnya dengan maraknya coffeeshop yang semakin menjamur di kota-kota besar. Keberadaan coffeeshop dengan model bisnis dan penawaran yang sama hanya akan membuat persaingan industri coffeeshop semakin ketat. Maraknya coffeeshop juga tidak berusaha mempertanyakan masalah yang ada pada peminat kopi. Sebagai hasilnya, tidak ada produk solutif yang dihasilkan. 3. Highly Creative Ada yang mengatakan kalau kreatif berarti dapat menciptakan sesuatu yang baru. Ada pula yang berpendapat bahwa seseorang yang kreatif dapat menghubungkan hal-hal yang tadinya tidak berhubungan. Kalau dilihat, intinya sama saja, bahwa kreativitas menuntut kebaruan. Karakteristik ini erat kaitannya dengan design thinking. Memecahkan masalah dan menjawabnya dengan solusi memang tujuan utama dari design thinking. Namun, solusi yang ditawarkan juga harus memperlihatkan konsep yang segar demi menarik pengguna. Kalau solusinya sudah ada sebelumnya, wajar bukan jika pengguna tidak tertarik dengan tawaranmu? 4. Dilakukan Secara Berulang atau Iterative Design thinking selalu dimulai dengan mencari masalah. Kenapa harus repot-repot mencari masalah? Ini karena perilaku dan keinginan pengguna terus berubah. Tak hanya itu, faktanya, pengguna tak benar-benar tahu apa yang diinginkan. Itu dibuktikan oleh ungkapan Henry Ford, founder salah satu perusahaan mobil terbesar di dunia, Ford. “Jika aku bertanya apa yang diinginkan pengguna, mereka akan menjawab kuda yang lebih cepat,” katanya. Meski pada akhirnya Ford tak menghasilkan kuda, setidaknya ia berhasil menyumbang sesuatu yang lebih cepat bukan? Pengguna tidak tahu bahwa yang kamu hasilkan akan berakhir menjadi sesuatu yang mereka butuhkan setelah tampak di depan mata. Design thinking ada untuk menjembatani kesenjangan ini. Ia akan digunakan terus-menerus untuk menyodorkan keinginan tak tampak tersebut, sampai hasil yang ada dapat menjawab apa yang benar-benar dibutuhkan pengguna. Proses dalam Design Thinking Design thinking bukanlah istilah baru. Gagasan menggunakan pendekatan desain untuk pemecahan masalah secara kreatif sudah lama diperbincangkan para ahli sejak tahun 1960-an. Para ahli saling menyumbang pemikirannya, sehingga terbentuklah konsep design thinking. Ialah John E. Arnold yang pertama kali mengemukakan istilah design thinking dalam bukunya “Creative Engineering” pada 1959. Kemudian, pada 1965, L. Bruce Archer menimpali gagasan tersebut dengan mengemukakan bahwa design thinking perlu dilakukan secara sistematis. Herbert Simon, seorang sosiolog sekaligus psikolog Amerika menyumbang pemikirannya melalui artikelnya berjudul The Sciences of The Artificial yang terbit pada 1969. Simon memperkenalkan 7 langkah menggunakan desain sebagai pendekatan kreatif untuk problem-solving. Intisari konsep Simon itulah yang kemudian mengilhami 5 tahapan design thinking yang dikenal umum saat ini. Konsep tersebut semakin tenar setelah diterapkan David Kelley dan Tim Brown untuk perusahaan desain yang mereka dirikan, IDEO. Mereka melihat perusahaan kurang kreatif menangani kasus-kasus ekstrem yang menimpanya. Kelima tahapan ini tidak harus berurutan, tetapi juga dapat dilaksanakan secara non-linear. Artinya, dalam tahapan tertentu, kamu mungkin saja menemukan sebuah insight yang membuatmu harus memperbaiki hasil di tahapan lainnya. Selain itu, kelima tahapan ini juga bisa dipindah/diganti urutannya, atau dilakukan secara bersamaan, dan diulang beberapa kali untuk membuka kesempatan solusi-solusi terbaik. Lebih jelasnya, lihat bagan di bawah ini. 1. Empathize Empathize dalam design thinking adalah tahap paling awal yang krusial. Meski kelima tahapan ini dapat dilakukan secara parallel, tetapi kebanyakan project memulai dengan tahapan ini. Dalam tahap ini, kamu harus menaruh empati untuk mengenal pengguna dan memahami keinginan, kebutuhan, dan tujuan mereka. Tahap ini juga mengharuskan observer untuk meninggalkan sejenak asumsinya terhadap pengguna dan mulai memahami mindset pengguna. Untuk melepaskan diri dari asumsi, kamu bisa menanyakan apa yang dilakukan pengguna what, bagaimana dia melakukannya how, dan mengapa ia melakukannya why. Ketiga pertanyaan tersebut akan membantumu melakukan observasi yang objektif. Agar dapat memahami pengguna dari sisi psikologis hingga emosional, kamu bisa berinteraksi langsung dengan pengguna. Namun, saat ini, sudah banyak cara yang bisa digunakan untuk memahami pengguna. Misalnya seperti menganalisis feedback produk dan mengidentifikasi perilaku pengguna di media sosial. 2. Define Setelah mengumpulkan data yang berkaitan dengan pengguna, tugasmu selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Selanjutnya, identifikasi masalah atau hambatan yang dialami pengguna. Tahapan define dalam design thinking sendiri dilakukan untuk menyebutkan problem statement. Dalam menamakan masalah, pastikan kamu menggunakan sudut pandang pengguna, bukan menekankan aksi yang harus dilakukan perusahaan. Misalnya, kamu menemukan bahwa terdapat kebutuhan cairan pelindung tangan untuk melindungi diri dari virus Covid-19. Dari situ, nyatakan masalah dengan “Masyarakat Indonesia membutuhkan…” daripada “Perusahaan kita harus membuat…” Ini akan membantu membedakan dengan jelas problem statement dan tidak membuat bingung perusahaan terkait penyebutan masalah dengan solusi. 3. Ideate Bermodal pengetahuan keluhan pengguna dan problem statement yang jelas, sekarang waktunya kamu menyusun ide-ide kreatif sebagai solusi masalah. Di sinilah, proses kreatif dimulai. Nielsen Norman Group mendefinisikan ideate sebagai proses menghasilkan serangkaian gagasan berdasarkan topik tertentu, tanpa ada upaya untuk menilai atau mengevaluasinya. Makanya, di sini, kamu bebas mengeksplorasi ide apa pun. Namun, merumuskan ide-ide kreatif tidaklah mudah. Beberapa ide akan dianggap menarik dan lainnya bisa jadi hanya akan berakhir di tempat sampah. Oleh karena itu, di tahapan ini kamu dituntut untuk berpikir out-of-the-box. Kalau kamu kesulitan melahirkan ide-ide cemerlang, kamu bisa mengikuti beberapa metode ideation yang sering digunakan, seperti brainstorming, mindmapping, hingga bodystorming roleplay. 4. Prototype Setelah memilih ide paling jenius, kamu harus membuat visualisasi dari idemu tersebut. Tahapan ini memang membutuhkan eksperimen untuk mengubah ide menjadi sesuatu yang tampak. Prototype sendiri merupakan produk belum jadi, simulasi, sample yang dapat mengevaluasi ide dan desain yang sudah kamu rancang, misalnya seperti versi beta dalam pembuatan website. Tahapan ini penting untuk menguji coba apakah produk yang digarap sejauh ini sudah sesuai dengan apa yang direncanakan. Di tahap ini, solusi yang ditawarkan bisa jadi diterima, diperbaiki, dirancang ulang, bahkan dari itu, fungsi tahapan ini memang untuk mempertanyakan ulang apakah produk yang ada sudah dapat menjawab permasalahan pengguna. 5. Test Sesuai namanya, di tahap ini, kamu harus menguji prototype kepada pengguna. Terkadang, testing bersifat opsional. Namun, menguji akan memberikan keuntungan tersendiri, yaitu product review. Dari situ, kamu bisa memaksimalkan kembali produk tersebut dari feedback dari pengguna. Meski tahap ini berada di akhir, bukan berarti proses design thinking telah selesai. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, design thinking adalah metode non-linear. Proses testing bisa jadi memunculkan kekurangan atau celah dari proses design thinking lainnya. Kalau begitu, kamu harus memperbaiki hasil dari proses yang rumpang. Misalnya, setelah dilakukan testing ternyata pengguna tidak terlalu membutuhkannya. Bisa jadi, problem statement yang kamu rumuskan kurang tepat. Maka, kamu harus mengulang kembali identifikasi masalah di tahapan define, lalu menentukan kembali ide-ide sebagai solusi masalah. Contoh Penerapan Design Thinking Studi Kasus Gojek Kali ini, kamu akan mengetahui kesuksesan Gojek dalam menemukan masalah dan memberikan solusi menggunakan design thinking. Founder Gojek, Nadiem Makarim resah saat banyak orang tak percaya ojek bisa menjadi pekerjaan profesional. Keraguan tersebut dijawabnya melalui penemuan inovatif berupa aplikasi penghubung mitra ojek online dan penumpang dengan Gojek. Per 2020, Gojek telah mengumpulkan 38 juta pengguna aktif bulanan, menyabet gelar unicorn pada Mei 2017, dan menjadi decacorn dua tahun setelahnya. Berikut tahapan penemuan Gojek menggunakan design thinking. 1. Empathize Nadiem mengatakan bahwa sektor ojek sangat bernilai. Ini berawal dari pengalaman pribadinya yang lebih memilih naik ojek dibanding membawa mobil sendiri untuk menghindari kemacetan Jakarta. Nadiem mendapati bahwa masyarakat juga merasakan keresahan yang sama dan membutuhkan tranportasi alternatif. Di sisi lain, karena sering naik ojek, Nadiem dapat memahami seluk beluk perjuangan seorang ojek yang bekerja selama 14 jam sehari dan tidak bertemu anak istri, tetapi hanya dapat 4 penumpang. Nadiem merasa prihatin dengan nasib tukang ojek. 2. Define Nadiem berusaha menjawab permasalahan yang ada dengan menekankan bahwa konsumen menghadapi masalah kemacetan setiap hari. Di sisi lain, terdapat ketidakpastian penghasilan dari tukang ojek, bahkan setelah bekerja berjam-jam dalam sehari. Selain itu, Nadiem juga melihat, pada saat banyak ojek tersedia, tidak banyak penumpang yang membutuhkan jasanya. Namun, saat penumpang butuh, sang ojek tidak berada di tempat. Kata Nadiem, ini menyebabkan inefisiensi pasar. Oleh karena itu, Nadiem merasa harus membuat terobosan baru untuk mengakomodasi hal tersebut. Potential problem statement “Masyarakat butuh transportasi alternatif untuk menghindari kemacetan Jakarta dan tukang ojek butuh kepastian penghasilan penumpang”. 3. Ideate Bermodal keresahan masyarakat atas kemacetan Jakarta, nasib tukang ojek, dan perumusan problem statement di atas, Nadiem merumuskan beberapa solusi. Salah satunya dan yang akan menjadi dasar pembuatan produknya saat ini, adalah dengan menciptakan sebuah penghubung antara kebutuhan penumpang dan tukang ojek. 4. Prototype Pada 2010, Nadiem membuat sebuah call center untuk ojek konvensional yang berjumlah 20 orang pengemudi. Setelah mendapat respons positif dari masyarakat, barulah Gojek mengembangkan aplikasinya. 5. Test Pada 2015, Gojek merilis aplikasi Go-Ride untuk melihat respons masyarakat. Tak lama, pengemudi berbondong-bondong mendaftar, dari yang mulanya 20 orang menjadi 800 orang pada 2015. Gojek telah sukses menjadi penghubung mitra ojek online dengan customer yang membutuhkan transportasi alternatif untuk menghindari kemacetan Jakarta. Selain layanan utama tersebut, Gojek juga semakin mengembangkan bisnisnya pada layanan antar makanan, barang, pembelian barang, jasa kebersihan, dan lain-lain. Rekomendasi Buku & Artikel Terkait 12 Contoh Strategi Pemasaran yang Patut Dicoba Manajemen Pemasaran Pengertian, Fungsi, Tujuan, Tugas, dan Konsep Pengertian Biaya Variabel Ciri-Ciri, Jenis, Contoh, dan Rumusnya Pengertian Pemasaran dan 7 Jenisnya! Pengertian Promosi Promotion Pengertian dari Ahli, Jenis, dan Contohnya ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien Dewi Rengganis – Desain Produk Ilustrasi belajar desain grafis. Foto Shutter StockSebagai seorang desainer, inspirasi tentu saja sangat dibutuhkan. Jika tahu cara mengolahnya, masalah yang dihadapi bisa jadi sumber inspirasi yang mana yang tidak pernah kehabisan ide dan inspirasi saat membuat sebuah desain? Semua desainer pasti pernah merasakan yang namanya "tidak ada inspirasi". Ide yang bagus muncul dari hal apa pun yang menginspirasi kita. Keadaan sekitar menjadi faktor penting agar kita tetap mendapat inspirasi, dan ide-ide bagus tetap jalan. Namun, apa jadinya jika keadaan di sekitar kita tidak menimbulkan inspirasi dan ide-ide yang kita butuhkan. Tentu saja hal itu sangat merepotkan dan membuat desainer kewalahan. Namun jika kita lihat lebih jeli lagi, ternyata banyak hal yang bisa dijadikan inspirasi saat mendesain, salah satunya adalah dipahami bahwa masalah yang dimaksud di sini bukanlah masalah pribadi, atau masalah keluarga. Masalah yang dimaksud di sini adalah masalah yang terjadi di kehidupan sosial. Karena masalah yang terjadi di kehidupan sosial bisa menjadi patokan utama sumber inspirasi, jika kita melihat dari sudut pandang yang berbeda. Kita bisa mencari sebuah solusi dari masalah tersebut, dan menjadikannya sebagai inspirasi dari desain yang kita ingin buat. Steve Jobs mengatakan bahwa “Desain tidak hanya sekadar bagaimana tampilan dan rasanya saja. Arti desain yang sebenarnya lebih ke bagaimana desain tersebut mampu bekerja”. Dari kata-katanya tersebut, menurut Steve Jobs desain yang baik adalah desain yang mampu bekerja dan menjadi solusi dari sebuah menurut Dieter Rams, seorang pakar desain sekaligus seorang desainer produk mengatakan bahwa, "Desain yang baik membuat sebuah produk berguna". Dari kata-katanya tersebut, Rams mengemukakan bahwa sebuah desain produk harus memiliki fungsi yang baik. Sehingga produk tersebut bisa berguna bagi para pemakai desain. Karena sebuah produk yang dibeli pasti akan dipakai oleh si pembeli, dengan harapan produk tersebut akan berguna untuk kehidupannya. Maka dari itu, sebagai seorang desainer produk, kita harus menomorsatukan fungsi melebihi apa pun, bahkan mendapatkan sebuah ide yang ideal untuk membuat desain yang baik, kita bisa melakukan berbagai cara. Salah satunya adalah menganalisis sebuah masalah yang terjadi di lingkungan sosial kita. Setelah itu, kita harus membuat sebuah desain yang bisa menyelesaikan masalah tersebut. Dan pada akhirnya, desain yang kita buat adalah desain yang baik, karena bisa bekerja dan menjadi solusi dari sebuah bagaimana caranya membuat sebuah desain yang bisa menjadi solusi dari sebuah masalah?1. Jangan ragu untuk bertanyaHal paling sederhana yang bisa dilakukan adalah bertanya. Tidak perlu jauh-jauh, cukup dengan orang yang tinggal satu rumah dengan kita, atau anggota keluarga yang dekat dengan kita. Jangan malu untuk bertanya tentang apa masalah yang sedang mereka hadapi saat ini. Karena apa pun masalah yang sedang mereka hadapi, bisa menjadi sumber ide dan inspirasi untuk desain yang akan kita mengolah idenya adalah dengan mencari solusi dari masalah tersebut. Contohnya seperti ibu yang sedang membutuhkan sebuah tempat penyimpanan alat-alat dapur yang sederhana namun muat banyak. Dengan masalah ibu tersebut, kita bisa membuat sebuah desain rak penyimpanan yang dibutuhkan ibu, sebuah rak yang terlihat sederhana namun bisa muat banyak. Karenanya, kita tak hanya menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi ibu, namun kita juga mendapatkan ide baru untuk mendesain. Semua itu karena solusi dari masalah yang sedang mereka hadapi, bisa menjadi sumber inspirasi dan dijadikan ide desain yang Memperhatikan keadaan sekitarSelain dengan bertanya, ada cara lain yaitu dengan memperhatikan keadaan sekitar. Lihatlah sekelilingmu dengan lebih teliti lagi. Saat melihat ke sekeliling, pasti kita menangkap satu atau dua momen di mana terlihat orang sedang kesulitan dengan masalah yang sedang mereka hadapi. Seperti contohnya seorang ibu rumah tangga sedang berjalan pulang dari pasar terlihat kesulitan membawa belanjaannya yang banyak. Saat melihat kejadian tersebut secara langsung, kita bisa memikirkan solusi apa yang kemungkinan tepat untuk masalah si ibu tersebut. Kita bisa memikirkan sebuah desain tas belanja yang ergonomis dan tidak menyulitkan ketika membawa belanjaan yang banyak. Dengan melihat dan menganalisis secara langsung, kita jadi tau inti dari permasalahan yang sedang terjadi di sekitar. Inti dari masalah tersebut bisa dijadikan modal utama untuk membuat sebuah desain yang berguna bagi orang 2 cara di atas, kita bisa mengubah sudut pandang pemikiran seorang desainer menjadi sudut pandang seorang yang memakai desain. Dengan itu maka didapatkan pemikiran jika kita menjadi seorang pemakai desain, detail apa saja yang kita butuhkan dan harus ada dalam desain tersebut. Detail-detail kecil yang sekiranya akan berguna dan tentunya menyelesaikan masalah yang sedang mereka hadapi, jika dimasukkan ke dalam sebuah desain. Secara tidak langsung, kita tidak hanya menciptakan sebuah desain yang bekerja dengan baik, namun juga menciptakan sebuah desain yang bisa meringankan masalah yang dihadapi oleh pemakai hanya membantu memberikan solusi dari masalah sosial, kita juga mendapat inspirasi dan ide baru yang segar untuk membuat sebuah desain. Dengan melakukan analisis masalah-masalah yang terjadi di lingkungan sosial, kita dapat berpikir lebih luas dan dari sudut pandang berbeda. Inspirasi dan ide desain juga pasti tak berhenti yang lahir dari hasil analisis masalah yang terjadi di kehidupan sosial, juga pastinya menjadikan desain yang dibuat menjadi lebih baik. Hasil desain yang dibuat tak hanya sekadar indah dipandang, namun juga bekerja dengan baik dan bisa menjadi solusi dari sebuah hasil analisis yang kita lakukan terhadap sebuah masalah, kita dapat membuat sebuah desain memenuhi beberapa aspek dalam prinsip desain. Prinsip desain yang sekarang dipakai adalah, desain yang baik adalah desain yang inovatif, membuat produk bermanfaat, produk terlihat estetika, membuat produk mudah dipahami, desain yang jujur, bagus dan tahan lama, serta memiliki detail akhir yang terpenuhi nya beberapa prinsip desain, kita pasti mendapatkan feedback yang baik untuk desain yang kita buat. Karena ide dari desain tersebut lahir dari sebuah masalah yang terjadi, dan desain yang kita buat hadir untuk jangan ragu untuk bertanya kepada orang sekitar tentang masalah yang sedang mereka hadapi. Jangan ragu Juga untuk memperhatikan keadaan sekitar. Karena hal-hal kecil tersebut bisa memberikan ide yang ideal untuk desain yang akan kita buat nantinya. Karena sebagai seorang desainer, kita harus mengikuti kemauan user. Artinya, desain yang kita buat harus disukai dan dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan cara bertanya dan menganalisis, pekerjaan kita akan menjadi lebih mudah, karena ide yang kita butuhkan akan datang dengan sendirinya.

faktor yang menentukan ide desain