faktor penyebab kesulitan belajar dan cara mengatasinya

1Faktor internal Faktor internal adalah penyebab kesulitan belajar yang berasal dari individu siswa sendiri. Beberapa hal yang menyebabkan kesulitan belajar antara lain: gangguan pada kesehatan, kelainan pada pendengaran dan penglihatan, rendahnya konsentrasi belajar, dan lain sebagainya. 2.Faktor eksternal FaktorIntern yang membuat siswa terkendala dalam belajar antara lain: faktor biologis, kesehatan, faktor Psikologis, Intelegensi, perhatian, minat, bakat, emosi. Sedangkan faktor ekstern yang mengganggu siswa dalam belajar meliputi lingkungan, faktor suasana rumah, faktor ekonomi keluarga, faktor Lingkungan Sekolah, faktor lingkungan Masyarakat. KetikaAnda berhasil mengetahui akar masalah dari kesulitan mereka dalam memahami materi pelajaran, baru Anda dapat mencari cara mengatasinya. Di bawah ini merupakan faktor-faktor pemicu yang umum dari situasi demikian : 1. Beban Belajar Terlalu Berat Untuk Anak Seusianya Terdapatbeberapa faktor penyebab kesulitan belajar lainnya yang mengakibatkan anak atau siswa mengalami kesulitan dalam belajar, antara lain: Tidak bekerja sempurnanya fungsi otak Faktor genetika bawaan lahir Pola asuh yang tidak tepat Mengonsumsi minuman yang mengandung zat kimia berbahaya Kelahiran yang premature Ibu yang mengidap virus HIV AIDS Jenisjenis masalah kesulitan belajar siswa, faktor penyebab dan cara mengatasinya 1. Masalah Internal • Disleksia Apa itu Disleksia? Disleksia merupakan salah satu jenis gangguan belajar yang bisa dialami oleh siapa saja dimana seseorang akan kesulitan untuk membaca ataupun menulis. mở khóa khi bị chặn đăng bài lên nhóm page. Sebagian anak dapat mengalami masalah dalam mempelajari informasi baru. Meski terlihat normal, mereka membutuhkan lebih banyak waktu ketimbang anak-anak lain pada umumnya. Kondisi yang dikenal sebagai slow learner ini berpotensi menimbulkan kesenjangan dan berdampak buruk pada penderitanya. Jika Anda khawatir si kecil mengalaminya, Anda dianjurkan untuk memahami ciri-ciri anak slow learner, kemungkinan penyebab, hingga langkah-langkah untuk beradaptasi dengannya. Apa itu slow learner? Dikutip dari kamus American Psychological Association APA, slow learner adalah anak-anak yang kecerdasannya di bawah rata-rata. Istilah slow learner juga sering disematkan secara tidak tepat untukanak-anak dengan disabilitas intelektual ringan dan anak-anak yang perkembangan intelektualnya lambat Walaupun demikian, anak slow learner tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok dari segi fisik, sosial, dan emosionalnya. Mereka pun kerap ditempatkan di kelas yang sama dengan anak-anak lainnya. Dilansir dari School Psychologist Files, slow learner adalah istilah untuk mendeskripsikan seorang anak yang memiliki keterampilan akademik memadai untuk belajar, tetapi pada tingkat dan kedalaman di bawah rata-rata dari anak-anak sebayanya. Kebalikan dari slow learner adalah fast learner. Lantas, apa perbedaan di antara keduanya? Fast learner artinya adalah seseorang yang memiliki keterampilan untuk menjadi pemikir strategis dan pendengar yang baik sehingga bisa diaplikasikan untuk belajar dan menyerap informasi dengan cepat. Mengenal tanda-tanda slow learner Anak yang slow learner bisa kesulitan dalam mempelajari sesuatu. Mereka juga mengalami hambatan dalam menguasai suatu keterampilan sampai mahir. Gangguan ini umumnya mempengaruhi kerja otak dalam melakukan keterampilan verbal dan nonverbal. Berikut adalah ciri-ciri kesulitan belajar yang bisa dialami anak slow learner 1. Keterampilan membaca Beberapa pakar menyebut anak yang lambat dalam menunjukkan kemampuan membaca mengalami disleksia. Dalam kasus ini, anak mungkin kesulitan dalam memahami dan mengingat kata yang dibaca. Bisa juga mereka mengalami kesulitan memilih huruf yang tepat untuk disebutkan atau mengombinasikannya dalam sebuah kata atau kalimat. Jika keterampilan membaca sudah bisa dikuasai, anak-anak slow learner tetap menemukan kesulitan dalam beberapa hal, misalnya Ejaan dari beberapa kosakata baru Membaca dalam kecepatan biasa Memahami apa yang mereka baca Mengingat apa yang mereka baca Mampu membuat kesimpulan dari yang mereka baca. 2. Keterampilan menulis Selain membaca, slow learner juga dapat mempengaruhi kemampuan anak dalam menulis. Pasalnya, menulis merupakan keterampilan yang lebih kompleks dibanding membaca. Anak butuh menghubungkan sensor motorik mereka dalam melihat, memproses informasi, lalu menuangkannya dalam kata-kata. Ciri-ciri kesulitan belajar ini dapat dilihat dari beberapa hal, di antaranya Kesulitan dalam menuangkan pikiran ke dalam tulisan Menulis dengan lambat Tulisan tangan yang sulit dibaca Teks yang sulit dipahami Tata bahasa, tanda baca, dan ejaan yang membingungkan. 3. Keterampilan berhitung Anak yang slow learner kesulitan menghitung penjumlahan dan pengurangan Salah satu keterampilan dasar yang mungkin sulit dikuasai anak slow learner adalah berhitung. Kesulitan tersebut dapat menyebabkan mereka mengalami Kesulitan memahami angka dan urutannya Kesulitan menghitung dalam sistem penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian Kesulitan menggunakan simbol dalam matematika Kesulitan memecahkan masalah yang butuh hitung-hitungan di dalamnya Kesulitan menghafal kalkulasi dasar. 4. Keterampilan nonverbal Ciri-ciri anak slow learner juga bisa dilihat dari keterampilan nonverbalnya. Anak dengan gangguan belajar ini juga mengalami masalah dalam mengartikan informasi nonverbal lainnya. Mereka bisa saja kesulitan menghafal sesuatu, mengetahui letak benda, berinteraksi dengan lingkungan, dan keterampilan lain yang dibutuhkan dalam kehidupan sosial. Anak-anak dengan kesulitan belajar ini biasanya dapat mengalami kesulitan dalam sejumah hal, seperti Mengoordinasikan anggota tubuh dengan baik Menangkap isyarat nonverbal, seperti ekspresi wajah atau bahasa isyarat lainnya Menggunakan pilihan kata yang tepat Melakukan keterampilan motorik halus Memberikan perhatian pada sesuatu Memahami bacaan atau omongan yang disebutkan oleh orang lain Penyebab anak mengalami slow learner Slow learner tidak terjadi dengan sendirinya pada anak. Berikut adalah sejumlah faktor yang dapat menjadi penyebab slow learner pada anak. 1. Faktor keturunan Keturunan termasuk salah satu kemungkinan penyebab anak lambat belajar. Jika Anda termasuk salah satunya, cobalah untuk mengantisipasi kemungkinan masalah ini terjadi pada buah hati Anda. Konsultasikan dengan dokter untuk menentukan penanganan yang tepat. 2. Gangguan saat hamil dan melahirkan Kemungkinan penyebab slow learner lainnya adalah paparan alkohol atau obat-obatan yang bisa mengganggu perkembangan janin saat hamil. Bukan hanya itu, kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah juga bisa menyebabkan masalah yang sama. Faktor pertumbuhan rahim yang buruk juga sering dikaitkan dengan slow learner. 3. Trauma psikis Anak bisa mendadak menjadi slow learner akibat perlakukan buruk Slow learner juga bisa disebabkan karena faktor eksternal. Salah satunya adalah perlakuan buruk dari orang-orang di sekitar anak. Perlakuan buruk, apalagi jika berkelanjutan, dapat memicu trauma psikis pada anak. Faktor ini dinilai mampu mempengaruhi perkembangan otak anak. 4. Trauma fisik Kecelakaan yang menyebabkan cedera kepala atau sistem saraf juga termasuk kemungkinan penyebab gangguan belajar anak, termasuk slow learner. 5. Paparan zat beracun Makanan dan benda-benda yang terkontaminasi zat beracun juga dapat menjadi faktor penyebab kesulitan belajar ini. Oleh karena itu, Anda perlu berhati-hati dalam menggunakan dan mengonsumsi berbagai produk, terutama yang mengandung bahan-bahan berbahaya. Tips menghadapi anak slow learner Tugas Anda sebagai orangtua adalah memberikan perhatian lebih kepada anak. Kasih sayang dan cinta dari Anda lebih dibutuhkan dibandingkan dengan pola belajar keras untuk membuatnya bisa seperti anak-anak lain. Orang yang seharusnya bekerja keras dalam menghadapi masalah ini adalah Anda. Kesabaran dan perilaku yang baik bisa membantu anak slow learner menganggap bahwa semua ini ada jalan keluarnya. Mereka akan merasa bahwa ada harapan besar yang diberikan orangtuanya. Lakukan beberapa hal di bawah ini supaya Anda bisa beradaptasi dengan anak yang memiliki gangguan belajar seperti slow learner. 1. Meyakinkan diri sendiri Yakinlah bawah kondisi ini bisa diatasi oleh Anda dan anak. Mungkin ada beberapa rintangan yang akan dihadapi di kehidupan sosial dan sekolah anak. Maka dari itu, Anda perlu menemukan sekolah terbaik untuk si kecil. Di sisi lain, Anda juga perlu mengapresiasi setiap pencapaian kecil dalam perkembangan anak. 2. Cari tahu banyak hal Mencari banyak referensi tentunya perlu Anda lakukan. Lakukan banyak riset dengan membaca berbagai buku dan artikel tentang slow learner. Selain itu, konsultasi dengan dokter dan ahli juga dapat membantu Anda memahami masalah ini. 3. Cari jalan terbaik untuk anak Anda mungkin harus mengulang beberapa hal sampai anak mengerti. Di sinilah, Anda harus kembali belajar untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi dengan mereka. Hal ini kemungkinan dapat menyebabkan Anda frustrasi untuk menemukan cara terbaik mengajari anak. Jika cara yang tepat sudah ditemukan, Anda akan menjadi orang yang paling bahagia. 4. Menularkan energi positif Orangtua akan selalu jadi panutan anak. Untuk itu, Anda harus selalu menularkan energi positif kepada si kecil. Tunjukkan bahwa Anda benar-benar sayang kepada anak. Terapkan juga semua yang Anda pelajari sebaik mungkin kepada mereka. 5. Perhatikan diri Anda juga Meskipun sebagian besar waktu Anda akan dihabiskan dalam membimbing anak slow learner, Anda tidak boleh lupa untuk memperhatikan diri sendiri. Sisihkan waktu untuk beristirahat supaya stres yang Anda rasakan bisa mereda. Sebaiknya, Anda jangan menumpuk perasaan tersebut karena dapat menular kepada anak. 6. Belajar dengan cara yang kreatif Metode pembelajaran memiliki peranan penting dalam proses menuntut ilmu dari anak slow learner. Supaya mereka dapat belajar dengan maksimal, cobalah gunakan metode belajar yang lebih kreatif dan menyenangkan, misalnya menggunakan permainan atau belajar di alam bebas. 7. Melibatkan teman-teman sebayanya Terkadang, anak-anak slow learner dapat dipandang sebelah mata oleh teman-teman di kelasnya. Dalam kasus yang lebih parah, bisa saja beberapa temannya melakukan bullying atau perundungan. Jika ini kasusnya, orangtua disarankan untuk bekerjasama dengan guru untuk mensosialisasikan kondisi slow learner kepada teman-teman anak. Mintalah mereka untuk berempati agar anak slow learner bisa merasa didukung dan akhirnya belajar secara maksimal di sekolah. Baca JugaMemahami Pengertian Cita-cita Anak Beserta Manfaat hingga Contohnya15 Ciri-Ciri Anak Indigo yang Dapat Diidentifikasi Orangtua7 Cara Mengatasi Kekerasan di Sekolah yang Perlu Diketahui Orangtua Catatan dari SehatQ Slow learner bisa terjadi pada anak karena keturunan, gangguan sewaktu dalam kandungan, hinga perlakuan buruk. Untuk mengatasi masalah ini, Anda harus bekerja keras dalam membimbing anak. Anda dituntut untuk lebih banyak belajar dalam menghadapi anak yang mengalami gangguan slow learner. Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar slow learner dan gangguan belakar, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play. Kesulitan belajar adalah suatu gangguan yang dialami peserta didik dalam proses belajar mengajar. Murid yang mengalami kesulitan belajar, tidak akan maksimal dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh bapak atau ibu gurunya. Dalam artikel ini akan membahas mulai dari faktor penyebab kesulitan belajar dan cara mengatasinya. Oleh karena itu, mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar dan juga cara mengatasinya penting sekali bagi seorang guru. Tujuannya, agar kesulitan belajar dapat diatasi dan peserta didik dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan baik. Lantas, apa sih kesulitan belajar itu? Dalam artikel ini akan diulas secara lengkap mengenai pengertian kesulitan belajar, faktor penyebab dan juga cara mengatasinya. Bagaimana, sudah tidak sabar? Yuk langsung saja kita mulai pembahasannya. Daftar Isi 1Pengertian Kesulitan Belajar1. Bety dalam Nurjan2. Tohirin3. RohmahFaktor penyebab kesulitan belajar1. Faktor Internal2. Faktor EksternalBagaimana Cara Mengatasi Kesulitan Belajar1. Ciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan2. Ajak Siswa Aktif dalam Proses Belajar3. Gunakan Metode Belajar Kelompok4. Berikan Pujian pada Anak5. Gunakan Pendekatan Personal Berikut ini beberapa pengertian kesulitan belajar menurut beberapa ahli 1. Bety dalam Nurjan Kesulitan belajar adalah bentuk gangguan yang tidak normal dalam satu atau lebih dari faktor fisik dan psikis yang mendasar yang meliputi pemahaman dalam penggunaan bahasa baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Gangguan tidak normal ini muncul secara alami sebagai kemampuan yang tidak sempurna dalam mendengarkan, berbicara, berpikir, menulis, membaca atau membuat perhitungan matematika, termasuk juga keadaan budaya, ekonomi, atau lingkungan yang tidak menguntungkan. 2. Tohirin Kesulitan belajar adalah kondisi siswa, tidak dapat belajar/menerima pelajaran sebagaimana mestinya, baik itu dalam menerima maupun menyerap pelajaran dari guru. Kesulitan belajar ditandai dengan menurunnya kinerja anak secara akademik maupun prestasi belajar siswa. Kesulitan ini juga dibuktikan dengan adanya kelainan tingkah laku anak dalam kelas/ kegiatan belajar mengajar. 3. Rohmah Menurut Rohmah, kesulitan belajar merupakan tingkah peserta didik yang tidak wajar dalam belajar dan berbeda dengan teman-temannya. Kesulitan belajar ini disebabkan karena adanya ancaman, gangguan, hambatan yang dialami selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Faktor penyebab kesulitan belajar Faktor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar bagi peserta didik banyak dan beragam. Apabila dikaitkan dengan faktor-faktor yang berperan dalam belajar, penyebab kesulitan belajar tersebut dapat kita kelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa faktor internal dan faktor yang berasal dari luar diri siswa faktor eksternal. 1. Faktor Internal Faktor internal penyebab kesulitan belajar dapat dikarenakan sebab yang bersifat fisik yaitu karena sakit, karena kurang sehat atau sebab cacat tubuh. Selain sebab fisik, faktor internal juga dipengaruhi hal yang bersifat rohani seperti intelegensi, bakat, minat, motivasi, faktor kesehatan mental, tipe-tipe khusus seorang pelajar. 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal penyebab kesulitan belajar ini terbagi dalam beberapa faktor, antara lain sebagai berikut. Faktor keluarga, contohnya kondisi ketidakharmonisan keluarga, ekonomi keluarga yang kurang. Faktor sekolah, contoh suasana kelas saat proses belajar gadung atau ramai, guru yang kurang memiliki kompetensi dan teman yang kurang baik. Faktor lingkungan sosial, meliputi teman bergaul, lingkungan tetangga, aktivitas dalam masyarakat. Baca Juga 8 Indikator Motivasi Belajar, Pendidik Pahami Ini Bagaimana Cara Mengatasi Kesulitan Belajar Ada banyak cara yang bisa dilakukan seorang pendidik baik itu guru kepada siswa ataupun dosen kepada mahasiswa. Minimal ada 5 cara jitu yang dibahas lengkap dalam artikel berikut ini. 1. Ciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan Cara pertama mengatasi kesulitan belajar adalah pentingnya guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bukan menegangkan. Peserta didik memiliki karakteristik beragam, ada yang tidak tahan dengan tekanan dan juga tidak bisa menangkap pelajar jika suasana kelas tidak kondusif. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar murid bisa konsentrasi dan lebih mudah menerima pelajaran 2. Ajak Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajak siswa aktif dalam proses belajar mengajar juga menjadi cara yang bisa digunakan untuk mengatasi kesulitan belajar. Dengan mendorong siswa aktif di kelas, baik mengajukan pertanyaan atau memberikan pendapat, akan memicu siswa untuk konsentrasi. Dengan konsentrasi, mereka akan mudah menerima materi yang disampaikan oleh guru. Mereka juga akan berani mengajukan pertanyaan dan juga berpendapat. 3. Gunakan Metode Belajar Kelompok Salah satu metode belajar yang bisa digunakan untuk mengatasi kesulitan belajar adalah belajar kelompok. Tentu saja, dengan syarat dalam kelompok tersebut terdiri dari beberapa siswa yang memiliki kemampuan berbeda sehingga saling melengkapi. Metode belajar kelompok ini akan membuat siswa lebih aktif dalam memahami materi pelajaran. Apalagi, biasanya jika teman sendiri yang menjelaskan, cenderung mudah dipahami karena tidak ada sekat di antara mereka. 4. Berikan Pujian pada Anak Sesekali memberikan pujian pada anak juga penting untuk dilakukan. Saat siswa mengalami kesulitan belajar, sebaiknya guru tidak langsung menjatuhkan mentalnya dengan menyebutnya “bodoh”, “tidak pintar” atau ungkapan sejenis lainnya. Lantaran ucapan semacam itu akan langsung membuatnya jatuh dan kehilangan motivasi belajar. Alangkah baiknya, jika memberikan pujian kepada siswa saat mereka mampu mengerjakan tugas atau memahami materi. Dengan pujian, siswa akan lebih termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya dengan terus belajar. 5. Gunakan Pendekatan Personal Tangani kesulitan belajar anak dengan pendekatan personal. Guru perlu mengajak anak didiknya bicara dari hati ke hati untuk mengetahui penyebab anak kesulitan belajar. Setelah diketahui penyebabnya, barulah guru bisa mencari solusi untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa tersebut. Demikian ulasan mengenai kesulitan belajar mulai dari pengertian, faktor penyebab dan juga cara mengatasi permasalahan tersebut. Semoga bermanfaat ya. Anda seorang guru yang membutuhkan buku-buku tentang keguruan dan pendidikan untuk menambah wawasan dan keilmuan? Penerbit Deepublish jawabannya. Dapatkan buku-buku pendidikan berkualitas yang ditulis oleh para ahli di bidangnya hanya di Penerbit Deepublish. Yuk segera beli dan dapatkan keajaiban pengetahuan. Artikel Terkait Psikologi Belajar Pengertian, Hakikat dan Jenis Penulis Nur Rokhim Lazy and helpless, indifferent and standing against teachers is part of the learning problems of students. The problem tendency not all students can complete in itself. Teachers contribute to help solve the problems faced by students, the teacher's role is needed by learners, the diagnosis aims to determine where lies the learning difficulties faced by the students as well as to find solutions. If the students' learning difficulties is allowed, then the learning objectives will not be achieved well. To overcome these difficulties, the students need help, both in digesting the teaching materials as well as in overcoming other barriers. Students' learning difficulties should be identified and can be addressed as early as possible, so that the instructional goals can be achieved with good. It is necessary to diagnosis of the implementation of this diagnosis helps students to acquire maximum learning results. To conduct the diagnosis of learning difficulties must be taken several phases of activities such as 1 Identify students who are expected to have learning difficulties; 2 localizes learning difficulties; 3 Determine the factors that cause learning difficulties; 4 Estimate of alternative aid; 5 Establish the possibility of how to overcome them; and 6 Follow-up. The diagnosis of learning difficulties do with the testing techniques and nontes. The technique can be used by teachers to diagnose learning difficulties, among others the test requirements prerequisite knowledge, skill prerequisites, diagnostic tests, interviews and observations. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 30  Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa...  Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIF DI SEKOLAH Ismail Mahasiswa Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Indonesia E-Mail fileismail Abstact Lazy and helpless, indifferent and standing against teachers is part of the learning problems of students. The problem tendency not all students can complete in itself. Teachers contribute to help solve the problems faced by students, the teacher's role is needed by learners, the diagnosis aims to determine where lies the learning difficulties faced by the students as well as to find solutions. If the students' learning difficulties is allowed, then the learning objectives will not be achieved well. To overcome these difficulties, the students need help, both in digesting the teaching materials as well as in overcoming other barriers. Students' learning difficulties should be identified and can be addressed as early as possible, so that the instructional goals can be achieved with good. It is necessary to diagnosis of the implementation of this diagnosis helps students to acquire maximum learning results. To conduct the diagnosis of learning difficulties must be taken several phases of activities such as 1 Identify students who are expected to have learning difficulties; 2 localizes learning difficulties; 3 Determine the factors that cause learning difficulties; 4 Estimate of alternative aid; 5 Establish the possibility of how to overcome them; and 6 Follow-up. The diagnosis of learning difficulties do with the testing techniques and nontes. The technique can be used by teachers to diagnose learning difficulties, among others the test requirements prerequisite knowledge, skill prerequisites, diagnostic tests, interviews and observations. Keywords The diagnosis of learning difficulties, active learning Abstrak Malas, mudah putus asa, acuh tak acuh dan sikap menentang guru merupakan bagian dari masalah belajar siswa. Masalah tersebut kecenderungan tidak semua siswa dapat menyelesaikan dengan sendirinya. Guru turut berperan membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa, peran guru sangat diperlukan oleh peserta didik, maka diagnosis bertujuan untuk mengetahui dimana letak kesulitan belajar yang di hadapi oleh siswa serta untuk mencari pemecahannya. Jika kesulitan belajar siswa tersebut dibiarkan, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, siswa memerlukan bantuan, baik dalam mencerna bahan pengajaran maupun dalam mengatasi hambatan-hambatan lain. Kesulitan belajar siswa harus dapat diketahui dan dapat diatasi sedini mungkin, sehingga tujuan instruksional dapat tercapai dengan baik. Maka perlu dilakukan diagnosis dari pelaksanaan diagnosis ini membantu siswa untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Untuk melaksanakan kegiatan diagnosis kesulitan belajar harus ISSN 2460-4917 E-ISSN 2460-5794 Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa...  31  Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 ditempuh beberapa tahapan kegiatan seperti 1 Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar; 2 Melokalisasikan kesulitan belajar; 3 Menentukan faktor penyebab kesulitan belajar; 4 Memperkirakan alternatif bantuan; 5 Menetapkan kemungkinan cara mengatasinya; dan 6 Tindak lanjut. Diagnosis kesulitan belajar dilakukan dengan teknik tes dan nontes. Teknik yang dapat digunakan guru untuk mendiagnosis kesulitan belajar antara lain tes prasyarat prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan, tes diagnostik, wawancara dan pengamatan. Kata Kunci Diagnosis kesulitan belajar, pembelajaran aktif PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan rangka pengembangan potensi diri, setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Ada siswa yang dapat mencapainya tanpa kesulitan, namun tidak sedikit siswa mengalami banyak kesulitan. Kita sering menemukan beberapa masalah pada siswa, seperti malas, mudah putus asa, acuh tak acuh disertai sikap menentang guru merupakan bagian dari masalah belajar siswa. Masalah tersebut kecenderungan tidak semua siswa dapat menyelesaikan dengan sendirinya. Sebagian orang mungkin tidak mengetahui cara yang baik untuk memecahkan masalah sendiri. Sebagian yang lain tidak tahu apa sebenarnya masalah yang dihadapi. Ada pula seseorang yang tampak tidak mempunyai masalah, padahal ada masalah yang dihadapinya. Sehingga siswa sulit meraih prestasi belajar di sekolah, padahal telah mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh. Guru turut berperan membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa, peran guru sangat diperlukan oleh peserta didik, maka diagnosis bertujuan untuk mengetahui dimana letak kesulitan belajar yang di hadapi oleh siswa serta untuk mencari pemecahannya. Pada kenyataannya, para siswa sering kali tidak mampu _______________ Robbins, Stephen P, Perilaku Organisasi Buku I, Jakarta Salemba Empat, 2007, h. 69-79 32  Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa...  Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 mencapai tujuan belajarnya atau tidak memperoleh perubahan tingkah laku sebagaimana yang diharapkan, demikian ini dapat menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar dan merupakan hambatan dalam mencapai hasil belajar. Peran sekolah dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan melalui proses belajar mengajar di sekolah sangat diharapkan, memang untuk mewujudkannya tidaklah mudah, banyak sekali hambatan-hambatan yang dihadapi di lapangan, seperti persoalan kurikulum yang tak kunjung mendapatkan titik temu, dorongan belajar dari orang tua yang sangat kritis, belum lagi kompetensi pedagogik guru yang masih dipertanyakan dan berbagai masalah yang di hadapi oleh pendidik berkenaan dengan keadaan siswa itu sendiri. Kenyataannya, ditemukan beberapa masalah pada siswa, yang mengalami hambatan belajar. Siswa sulit meraih prestasi belajar di sekolah, padahal telah mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh. Ada juga masalah siswa terkesan lamban dalam mengerjakan tugas, yang berhubungan dengan kegiatan belajar. Atas kenyataan itu semua, semestinya sekolah dan terkhusus pendidik turut dituntut berperan membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa. PEMBAHASAN Guru harus mengenal dan memahami siswa dengan baik, memahami tahap perkembangan yang telah dicapainya, kemampuannya, keunggulan dan kekurangannya, hambatan yang dihadapi serta faktor dominan yang mempengaruhinya. Anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Siswa adalah individu yang unik, yang memiliki perbedaan, tidak ada siswa yang sama. Walaupun secara fisik mungkin sama, namun pasti ada hal-hal tertentu yang pasti berbeda, misalnya dari sudut minat, bakat, kemampuan bahkan gaya Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik pengembangan KTSP, Jakarta; Kencana, 2009, hal. 288-290 Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa...  33  Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 Dengan demikian, tujuan dari guru mengenal murid-muridnya adalah agar guru dapat membantu pertumbuhan dan perkembangannya secara efektif. Selain itu guru dapat menentukan dengan seksama bahan-bahan yang akan diberikan, menggunakan prosedur mengajar yang serasi, mengadakan diagnosis atas kesulitan belajar yang dialami oleh murid, membantu murid dalam mengatasi masalah pribadi dan sosial, mengatur disiplin kelas dengan baik, melayani perbedaan-perbedaan individual murid dan kegiatan-kegiatan guru lainnya yang berhubungan dengan individu murid. Diagnosis adalah penentuan jenis masalah atau kelainan dengan meneliti latar belakang penyebabnya atau dengan cara menganalisis gejala-gejala yang tampak. Kesulitan dapat diartikan suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam mencapai tujuan, sehingga memerlukan usaha lebih giat lagi untuk dapat mengatasi. Belajar didefinisikan sebagai tingkah laku yang diubah melalui latihan atau pengalaman. Dengan kata lain tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, keterampilan, kecakapan, kebiasaan atau belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Banyak buku psikologi mendefinisikan tentang belajar. Namun, baik secara eksplisit maupun implicit terdapat kesamaan maknanya bahwa definisi konsep belajar manapun itu menunjukkan kepada suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman melihat pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa diagnosis kesulitan belajar adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menemukan kesulitan belajar, menetapkan jenis kesulitan, sifat kesulitan belajar, dan juga mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar serta cara _______________ M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung Remaja Rosdakarya, 2002, h. 84. Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan Perangkat Pengajaran Modul, Bandung Remaja Rosdakarya, 2007, h. 157 34  Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa...  Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 menetapkan dan kemungkinan mengatasinya baik secara kuratif penyembuhan, maupun secara preventif pencegahan berdasarkan data dan informasi yang ada. 1. Tipologi Belajar Dalam buku psikologi belajar, Muhibbin Syah mengatakan dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang memiliki corak yang berbeda antara satu sama lainnya, baik dalam aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang di ragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang juga bermacam-macam. a. Belajar Abstrak Belajar abstrak merupakan belajar mengunakan cara-cara berfikir abstrak. bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata. Dalam mempelajari hal-hal yang abstrak diperlukan peranan akal yang kuat di samping penguasaan atas prinsip, dan konsep, dan generalisasi. Termasuk dalam jenis ini misalnya belajar matematika, kimia, kosmografi, astronomi, dan juga sebagian materi bidang studi agama seperti tauhid. b. Belajar Keterampilan Belajar keterampilan merupakan belajar dengan menggunakan gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat saraf dan otot-otot/ neuromuscular. bertujuan untuk memperoleh dan menguasi keterampilan jasmani. Dalam belajar jenis ini, latihan-latihan intensif dan teratur amat diperlukan. Termasuk belajar dalam jenis ini misalnya belajar olahraga, musik, menari, melukis, memperbaiki benda-benda elektronik, dan juga sebahgian materi pelajaran agama, seperti ibadah shalat dan haji. c. Belajar Sosial Belajar sosial adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik pemecahannya. bertujuan untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah sosial seperti masalah keluarga, masalah _______________ Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta Rajawali Pers, 2013, Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa...  35  Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 persahabatan, masalah kelompok, dan masalah-masalah lain yang bersifat kemasyarakatan. Termasuk belajar dalam jenis ini misalnya pelajaran agama dan kewarganegaraan serta pelajaran lainnya yang menunjang pendidikan karakter yang akhir-akhir ini sedang Belajar Pemecahan Masalah Belajar pemecahan masalah pada dasarnya merupakan mengguna metode-metode ilmiah atau berfikir secara sistematis, logis, dan teliti. bertujuan untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas. Untuk itu, kemampuan siswa dalam menguasai konsep-konsep, prisip-prinsip, dan generalisasi serta tilikan akal amat diperlukan. e. Belajar Rasional Belajar rasional merupakan belajar dengan menggunakan kemampuan berfikir secara logis dan rasional. bertujuan untuk memperoleh aneka ragam kecakapan mengunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep. Jenis belajar ini sangat erat kaitannya dengan belajar pemecahan masalah dengan belajar rasional, siswa diharapkan memiliki kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan dan strategi akal sehat, logis, dan sistematis. Tidak ada perbedaan bidang studi yang digunakan sebagai sarana belajar rasional. f. Belajar Kebiasaan Belajar kebiasaan merupakan proses pembentukan kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain menggunakan perintah, keteladanan dan pengalaman khusus, juga menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuan agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu kontekstual. Selain itu, arti tepat dan positif diatas ialah selaras dengan norma dan tata nilai moral yang berlaku, baik yang bersifat religus maupun tradisional dan kultural. Belajar kebiasaan akan lebih tepat dilaksanakan dalam konteks pendidikan keluarga sebagai mana yang dimaksud oleh Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 10 4 tahun 1989. Belajar kebiasaan juga _______________ Muhibbin Syah, Psikologi Belajar,…, 36  Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa...  Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 dapat diberlakukan untuk menopang pendidikan karakter seperti karakter amanah, disiplin, dan kerja keras yang belakangan ini sedang gencar dikampanyekan agar dilaksanakan di sekolah-sekolah. g. Belajar Apresiasi Belajar Apresiasi merupakan mempertimbangkan judgment arti penting atau nilai suatu objek. bertujuan agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa affecttive skills dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi sastra, apresiasi musik, dan sebagainya. Bidang-bidang studi yang dapat menungang tercapainya tujuan belajar apresiasi antara lain bahasa dan sastra, kerajinan tangan prakarya, kesenian, dan menggambar. Selain bidang-bidang studi ini, bidang studi agama juga memungkinkan untuk digunakan sebagai alat pengembangkan apresiasi siswa, misalnya dalam hal seni baca tulis al-Qur’an. h. Belajar Pengetahuan Belajar Pengetahuan adalah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Studi ini juga dapat diartikan sebagai sebuah program belajar terencana untuk menguasai materi pelajaran dengan melibatkan kegiatan investigasi dan eksperimen. Tujuan belajar pengetahuan ialah agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasa lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya, misalnya dengan mengguna alat-alat laboratorium dan penelitian lapangan. 2. Kesulitan Belajar Kesulitan belajar adalah terjemah dari istilah bahasa inggris learning disability. Menurut terjemah tersebut sesungguhnya kurang tepat, karena learning artinya belajar, disability artinya ketidakmampuan. Kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang mana anak didik tidak belajar sebagaimana mestinya karena ada gangguan tertentu. Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa...  37  Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 Istilah kesulitan belajar yang penulis maksudkan adalah suatu kondisi di mana anak didik tidak dapat belajar secara maksimal disebabkan adanya hambatan, kendala atau gangguan dalam belajarnya. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. Ketika kesulitan belajar terjadi tentu hambatan hadir dalam kegiatan belajar mata pelajaran sehingga berakibat hasil belajarnya rendah. Kegiatan belajar sangat berpengaruh oleh beberapa faktor yang saling berhubungan satu sama lainnya. Faktor tersebut dapat digolongkan kedalam dua golongan, yaitu a. Faktor Internal Faktor internal yang mempengaruhi kegiatan belajar dapat diuraikan dalam dua aspek berikut 1 Aspek Fisiologis; Yaitu kondisi umum jasmani atau ketegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dalam mengikuti pelajaran. 2 Aspek Psikologis; Selain aspek fisiologis aspek psikologis juga dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa, seperti kecerdasan, bakat, minat dan motivasi b. Faktor Eksternal. Faktor eksternal yang mempengaruhi kegiatan belajar diantaranya lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Para guru yang slalu menunjukkan sikap dan prilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri tauladan yang baik, semangat dalam mengajar, misalnya rajin membaca dan rajin berdiskusi, dapat menjadi penyemangat bagi siswa dalam belajar, selanjutnya yang termasuk masyarakat dan juga teman-teman sepermainan disekitar siswa itu tinggal. Selanjutnya faktor eksternal yang mempengaruhi kegiatan belajar adalah gedung sekolah, letaknya rumah tempat tinggal, keluarga, alat-alat belajar, dan _______________ Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta Rineka Cipta, 2002, 38  Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa...  Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 keadaan cuaca yang digunakan siswa. Faktor tersebut dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan siswa. Untuk memperoleh berbagai informasi di atas, dapat menggunakan berbagai cara dan bekerjasama dengan berbagai pihak yang berhubungan dengan kegiatan ini. Misalnya, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan fisik siswa, perlu bekerjasama dengan dokter atau klinik sekolah, untuk memperoleh data tentang kemampuan potensial siswa dapat bekerjasama dengan petugas bimbingan dan konseling konselor atau dengan psikolog, untuk mengetahui sikap dan kebiasaan belajar siswa dapat mengamatinya secara langsung di kelas, menggunakan skala sikap dan kebiasaan belajar, wawancara dengan wali kelas, dengan orang tua, dengan siswa itu sendiri, atau dengan teman-temannya, dan masih banyak cara yang dapat ditempuh. Karena belajar adalah kegiatan yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Oleh karena itu, belajar Al-Qur’an Hadits bagi setiap siswa tidak selamanya dapat berjalan lancar. Hal ini sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa itu sendiri baik ketika berada di sekolah, di rumah, dan di lingkungan masyarakat. Prestasi belajar yang memuaskan dapat diraih oleh seseorang jika mereka dapat belajar secara lancar dan tidak ada hal-hal yang mengganggu atau menghambatnya. Setiap sekolah dalam berbagai jenis dan jenjangnya memiliki siswa yang berkesulitan belajar,hanyayang membedakan pada sifat,jenis,dan faktor-faktor yang uraian tersebut bahwa faktor yang melatarbelakangi penyebab timbulnya masalah pada siswa bersumber pada faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat mencakup segi intelektual seperti kecerdasan, bakat, minat, motivasi, kondisi dan keadaan fisik. Faktor eksternal meliputi kondisi sosial siswa seperti lingkungan, ekonomi keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar. _______________ Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,…, h. 229 Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa...  39  Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 3. Pelaksanaan Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa dalam Pembelajaran Aktif di Sekolah Pembelajaran aktif adalah kegiatan-kegiatan pembelajaran yang melibatkan para pelajar dalam melakukan suatu hal dan memikirkan apa yang sedang mereka lakukan. Pembelajaran aktif itu diambil dari asumsi bahwa belajar pada dasarnya adalah proses yang aktif, dan orang yang berbeda, belajar dalam cara yang berbeda pula. Sementara menurut pembelajaran PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan uraian di atas, penulis berpendapat pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut. Ada beberapa alasan menggunakan pembelajaran aktif yaitu1 memiliki pengaruh yang kuat pada pembelajaran si belajar, 2 strategi-strategi pengembangan pembelajaran aktif lebih mampu meningkatkan ketrampilan berfikir para pelajar daripada peningkatan penguasaan isi,3 melibatkan para pelajar dalam tugas-tugas berpikir tingkat lebih tinggi seperti analisis, sintesis dan evaluasi, dan 4 berbagai gaya belajar dapat dilayani dengan sebaik-baiknya dengan melibatkan para pelajar dalam kegiatan-kegiatan belajar aktif. Sedangkan penggunaan pembelajaran aktif juga membawa beberapa keuntungan, yaitu 1 para pelajar yang aktif menggunakan pengetahuan utama mereka dalam membentuk pemahaman dari isi materi pembelajaran, 2 para pelajar yang aktif berfikir secara kritis dan menciptakan pengembangan mereka _______________ Soegeng Ysh., Pengembangan Sistem Pembelajaran, Semarang, IKIP PGRI Semarang Press, 2012, h. 4 40  Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa...  Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 sendiri, 3 para pelajar yang aktif terlibat secara kognitif, dan 4 para pelajar yang aktif menerapkan suatu strategi membaca dan belajar lingkup yang tersebut tidak dapat diperoleh jika masih terjadi kesulitan belajar pada siswa. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, siswa memerlukan bantuan, baik dalam mencerna bahan pengajaran maupun dalam mengatasi hambatan-hambatan lain. Kesulitan belajar siswa harus dapat diketahui dan dapat diatasi sedini mungkin, sehingga tujuan instruksional dapat tercapai dengan baik. Maka perlu dilakukan diagnosis dari pelaksanaan diagnosis ini membantu siswa untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Diagnosis kesulitan belajar perlu dilakukan karena berbagai hal. Pertama, setiap siswa hendaknya mendapat kesempatan dan pelayanan untuk berkembang secara maksimal. Kedua, adanya perbedaan kemampuan, kecerdasan, bakat, minat, dan latar belakang lingkungan masing-masing siswa. Ketiga, sistem pengajaran di sekolah seharusnya memberi kesempatan pada siswa untuk maju sesuai dengan kemampuannya. Dan keempat, untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi oleh siswa, hendaknya guru lebih intensif dalam menangani siswa dengan menambah pengetahuan, sikap yang terbuka dan mengasah keterampilan dalam mengindentifikasi kesulitan belajar siswa. Untuk melaksanakan kegiatan diagnosis kesulitan belajar harus ditempuh beberapa tahapan kegiatan. Tahapan tersebut meliputi 1 Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar; 2 Melokalisasikan kesulitan belajar; 3 Menentukan faktor penyebab kesulitan belajar; 4 Memperkirakan alternatif bantuan; 5 Menetapkan kemungkinan cara mengatasinya; dan 6 Tindak kesulitan belajar dilakukan dengan teknik tes dan nontes. Teknik yang dapat digunakan guru untuk mendiagnosis kesulitan belajar antara _______________ diakses tanggal 1 Juni 2016 Warkitri, dkk, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar, Jakarta Universitas Terbuka, 1998, h. 8. Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa...  41  Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 lain tes prasyarat prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan, tes diagnostik, wawancara dan pengamatan. a. Tes prasyarat adalah tes yang digunakan untuk mengetahui apakah prasyarat yang diperlukan untuk mencapai penguasaan kompetensi tertentu terpenuhi atau belum. Prasyarat ini meliputi prasyarat pengetahuan dan prasyarat keterampilan. b. Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan peserta didik dalam menguasai kompetensi tertentu. c. Wawancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan peserta didik untuk menggali lebih dalam mengenai kesulitan belajar yang dijumpai peserta didik. d. Pengamatan dilakukan dengan jalan melihat secara cermat perilaku belajar siswa. dari pengamatan tersebut diharapkan dapat diketahui jenis maupun penyebab kesulitan belajar siswa. Tes diagnostik untuk mengetahui kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dapat dilakukan secara kelompok maupun individual. Sasaran utama tes diagnostik belajar adalah untuk menemukan kekeliruan-kekeliruan atau kesalahan konsep dan kesalahan proses yang terjadi dalam diri siswa ketika mempelajari suatu topik pelajaran tertentu. Identifikasi kesulitan siswa melalui tes diagnostik berupaya memperoleh informasi tentang profil siswa dalam materi pokok, pengetahuan dasar yang telah dimiliki siswa, pencapaian indikator, kesalahan yang biasa dilakukan siswa, dan kemampuan dalam menyelesaikan soal yang menuntut pemahaman kalimat. Sedangkan teknik diagnostik nontes seperti wawancara, angket, dan pengamatan dilakukan untuk mengidentifikasi kesulitan siswa yang tidak dapat diidentifikasi melalui teknik tes. Informasi yang dapat diperoleh dari teknik nontes misalnya, untuk mengetahui kebiasaan belajar siswa, kelemahan fisik, kelemahan emosional, keadaan keluarga, cara guru mengajar, dan sebagainya. PENUTUP 42  Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa...  Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 Berdasarkan penjelasan diatas bahwa faktor yang melatarbelakangi penyebab timbulnya masalah pada siswa bersumber pada faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat mencakup segi intelektual seperti kecerdasan, bakat, minat, motivasi, kondisi dan keadaan fisik. Faktor eksternal meliputi kondisi sosial siswa seperti lingkungan, ekonomi keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar. Jika kesulitan belajar siswa tersebut dibiarkan, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, siswa memerlukan bantuan, baik dalam mencerna bahan pengajaran maupun dalam mengatasi hambatan-hambatan lain. Kesulitan belajar siswa harus dapat diketahui dan dapat diatasi sedini mungkin, sehingga tujuan instruksional dapat tercapai dengan baik. Maka perlu dilakukan diagnosis dari pelaksanaan diagnosis ini membantu siswa untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Untuk melaksanakan kegiatan diagnosis kesulitan belajar harus ditempuh beberapa tahapan kegiatan seperti 1 Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar; 2 Melokalisasikan kesulitan belajar; 3 Menentukan faktor penyebab kesulitan belajar; 4 Memperkirakan alternatif bantuan; 5 Menetapkan kemungkinan cara mengatasinya; dan 6 Tindak lanjut. Diagnosis kesulitan belajar dilakukan dengan teknik tes dan nontes. Teknik yang dapat digunakan guru untuk mendiagnosis kesulitan belajar antara lain tes prasyarat prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan, tes diagnostik, wawancara dan pengamatan. Identifikasi kesulitan siswa melalui tahapan diatas diantaranya berupaya memperoleh informasi tentang profil siswa dalam materi pokok, pengetahuan dasar yang telah dimiliki siswa, pencapaian indikator, kesalahan yang biasa dilakukan siswa, dan kemampuan dalam menyelesaikan soal yang menuntut pemahaman kalimat. Dan informasi untuk mengetahui kebiasaan belajar siswa, kelemahan fisik, kelemahan emosional, keadaan keluarga, cara guru mengajar, dan sebagainya. Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa...  43  Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 REFERENSI Abin Syamsuddin Makmun, 2007, Psikologi Kependidikan Perangkat Pengajaran Modul, Bandung Remaja Rosdakarya. Arthur S. Rober dan Emily 2010, Kamus Psikologi, Yogyakarta Pustaka Belajar. Departemen Pendidikan Nasional, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka. M. Ngalim Purwanto, 2002, Psikologi Pendidikan, Bandung Remaja Rosdakarya. Muhibbin Syah, 2013, Psikologi Belajar, Jakarta Rajawali Pers. M. Dajyono, 2007, Psikologi Pendidikan, Jakarta Rineka Cepta. Robbins, Stephen P, 2007, Perilaku Organisasi Buku I, Jakarta Salemba Empat. Syaiful Bahri Djamarah, 2002, Psikologi Belajar, Jakarta Rineka Cipta. Soegeng Ysh., 2012, Pengembangan Sistem Pembelajaran, Semarang, IKIP PGRI Semarang Press. Tim Penyusun, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka. Warkitri, dkk, 1998, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar, Jakarta Universitas Terbuka. Wina Sanjaya, 2009, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik pengembangan KTSP, Jakarta; Kencana. Yandianto, 2001, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Bandung M2W. ... Terkait dengan diagnostik kesulitan belajar dan perilaku bermasalah siswa dalam pembelajaran PAK maka penelitian ini merujuk pada beberapa penelitian terdahulu untuk membanding temuan-temuan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan. Dalam penelitian Ismail tentang diagnostik tentang kesulitan belajar siswa, Ismail, 2016 Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan belajar siswa harus segera diidentifikasi dan diatasi pada beberapa tahapan, yaitu a menetapkan siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar bmenentukan kesulitan belajar c menentukan hal apa saja yang menyebabkan kesulitan belajar. d menentukan cara untuk mengatasi kesulitan belajar e pelaksanaan atau Tindakan untuk mengatasinya f memenatau perkembangan atau perubahan. ...... Ismail mengatakan kesilutan belajar siswa merupakan gangguan yang dapat bermanifestasi sebagai kesulitan dalam mendengar, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja atau berhitung. Keterbatasan ini termasuk kondisi seperti gangguan persepsi, kerusakan otak, disleksia dan afasia perkembangan Ismail, 2016. Sependapat dengan ini, Zamsir mengatakan untuk ketidakmampuan belajar adalah kesenjangan antara keberhasilan akademik yang diharapkan dan keberhasilan akademik yang dicapai. ...... Artinya, kesulitan belajar yang dialami oleh siswa sebagai keadaan dimana siswa tidak dapat belajar dengan baik, karena adanya ancaman, hambatan atau gangguan belajar Angranti, 2016 faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab dalam kesulitan belajar. Menurut Ismail, 2016 kesulitan siswa dalam belajar dapat ditantandai dengan kemalasan, mudah putus asa, sikap acuh tak acuh dan sikap menentang guru merupakan bagian dari masalah belajar siswa. ...Solmeriana SinagaFredik Melkias Boiliu Yunardi Kristian ZegaRini Sumanti SapalakkaiThis research aims to analyze students' learning difficulties and problematic behaviors in learning Christian religious education in schools. Student learning difficulties and problematic behavior in learning are causative factors that hinder the teaching and learning process so that it does not achieve predetermined goals. Therefore, teachers of Christian religious education must diagnose students to identify any problems experienced in them. This will help teachers so that the teaching and learning process is adjusted to existing situations and conditions or needs. For this reason, the research uses descriptive qualitative methods using secondary data, namely data collection referring to scientific articles and books related to this discussion. The results in this research will analyze the factors causing students' learning difficulties and problematic behavior in learning Christian religious education. In addition, the role of Christian religious education teachers in dealing with student learning difficulties and problematic behaviors in Christian religious learning difficulties; Christian religious education; problematic behavior AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesulitan belajar siswa dan perilaku bermasalah dalam pembelajaran pendidikan agama Kristen di sekolah. Kesulitan belajar siswa dan perilaku bermasalah dalam belajar merupakan faktor penyebab yang menghambat proses belajar mengajar sehingga tidak mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh sebab itu, guru pendidikan agama Kristen harus mendiagnosis siswa untuk mengidentifikasi setiap permasalah yang dialami dalam dirinya. Hal ini akan menolong guru sehingga dalam proses belajar mengajar disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau kebutuhan yang ada. Untuk itu, penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan data sekunder yakni pengambilan data merujuk pada artikel-artikel ilmiah dan buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan ini. Hasil dalam penelitian ini akan menganalisis faktor penyebab kesulitan belajar siswa dan perilaku bermasalah dalam belajar pendidikan agama Kristen. Selain itu, peran guru pendidikan agama Kristen dalam menghadapi kesulitan belajar siswa dan perilaku bermasalah dalam pendidikan agama Kunci kesulitan belajar; pendidikan agama kristen; perilaku bermasalah... The difficulty in learning mathematics is because students are not enthusiastic about participating in distance learning in mathematics subjects and prefer to do direct learning. Learning difficulties are also a condition that causes students to not be able to learn properly due to certain disorders Darimi, 2016. Students' learning difficulties in understanding concepts, principles, and skills experience obstacles or obstacles both from within internally and from outside externally Teli Latifah, 2021. ... Budi MurtiyasaAlmas Husna Nurul LathifahSome students feel that mathematics is less fun because the students lack basic knowledge of mathematics which leads to a lack of confidence in learning. Especially during the COVID-19 outbreak, distance learning was needed, including mathematics, and many students had difficulties in learning. Learning difficulties that arise during distance learning can interfere with the subsequent learning process and have a significant impact on the students' academic performance in mathematics. This study aims to determine the students' mathematics learning difficulties in distance learning at Junior High School 13 Surakarta. The method used in this research is descriptive qualitative. Qualitative descriptive research aims to describe student learning difficulties during the pandemic with the distance learning system. The subjects of this study were students of eighth grade of Junior High School 13 Surakarta. Data collection techniques used are interviews and observation. The interview method used was a guided free interview which was then analyzed using an interactive model. Based on the results of the analysis of student learning difficulties in distance learning mathematics caused by several factors, namely internal and external factors. Internal factors, namely those that come from within the student, include the lack of interest and motivation of students to take part in online mathematics learning. While external factors are factors that come from within students, including difficulties in understanding the material provided by the teacher rather than in detail, unstable internet network, student learning environment that does not support learning, motivation, and encouragement from parents or closest family.... During the learning process, teachers can adopt an active learning model to prompt students' learning enthusiasts and comprehension, which later enhances their interaction. Active learning also supports students' active learning participation through teacher-student interaction and peer interaction Darimi, 2016. However, online learning requires an extensive Internet network to provide learning material and maintain a student-teacher relationship Dabbagh & Bannan-Ritland, 2005. ...The transformation into online learning during Covid 19 pandemic induces culture shock for students, teachers, and parents. Consequently, students present less participation in online learning. One of the stakeholders capable of improving students’ learning engagement is the school counselor. This study aims to examine secondary school students’ learning involved in the guidance and counseling online program. In this study, we employed a descriptive-quantitative research method, then collected data using a survey method and questionnaire. As many as 293 secondary school students from Java, Indonesia, participated in this study. Further, the obtained data were analyzed using SmartPLS 3. Our analysis results suggested the presence of positive and significant effects of 1 family support on students’ learning engagement; 2 information self-efficacy and communication technology on students’ learning engagement; 3 ICT self-efficacy to students’ interaction with the learning material; 4 school support to students learning engagement; 5 students learning motivation to their learning engagement; 6 students interaction with learning material to their learning engagement; and 7 teachers’ performance to students interaction with the learning material. Meanwhile, teachers’ performance during online learning was observed to have no significant and positive impact on students’ learning engagement. Abstrak Perubahan bentuk belajar menjadi online selama pandemi Covid-19 menyebabkan shock culture bagi siswa, guru dan orang tua. Dalam pelaksanaan proses belajar secara online, keterlibatan siswa masih kurang, dan perlu dioptimalkan. Salah satu pihak yang dapat memberikan bantuan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah konselor sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterlibatan siswa selama pembelajaran online oleh konselor sekolah. Ruang lingkup penelitian adalah siswa sekolah menengah. Metode penelitian ini adalah deskriptif-kuantitatif dengan survei. Sampel penelitian ini sebanyak 293 siswa di Pulau Jawa, Indonesia. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner. Analisis data menggunakan SmartPLS 3. Hasil penelitian menunjukkan 1 terdapat pengaruh positif dan signifikan antara dukungan keluarga terhadap keterlibatan siswa, 2 terdapat pengaruh positif dan signifikan antara efikasi diri information and communication technology ICT terhadap keterlibatan siswa, 3 terdapat pengaruh positif dan signifikan antara efikasi diri ICT terhadap interaksi materi-siswa, 4 terdapat pengaruh positif dan signifikan antara dukungan sekolah terhadap keterlibatan siswa, 5 terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi siswa terhadap keterlibatan siswa, 6 terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi materi-siswa terhadap keterlibatan siswa, 7 tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kinerja guru terhadap keterlibatan siswa dalam pembelajaran online, 8 terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kinerja guru terhadap interaksi materi siswa.... The learning system that tends to be the same has always been applied by teachers to their students so far, with the emphasis that learning is always teacher-centered when delivering material, students are not allowed to ask questions and only listen Fedi, Gunsi, Ramda, & Gunur, 2019. This actually makes students lazy to ask questions and do not pay attention to the material presented, there is no active communication between students and teachers and students seem unable to work well with friends Darimi, 2016. ...Novita AnggraeniThis study aims to describe the application of student-centered learning to improve the quality of education. The results of this study show how the application of student-centered learning has an increase in improving the quality of education, namely 1 one of factors that can improve the quality of education that must be done is "the children as the center" is excavated so that the school can install the power in the student; 2 the learning process is to built through a continuous question and answer process to improve students' thinking skills so as to obtain knowledge that is constructed by themselves; 3 educational institutions that manage effectively and efficiently will have a positive impact in achieving effective and efficient learning as well, which ultimately results in institutions and develops superior ones. The student-centered learning process can support the expected competencies.... Nilai dan prestasi yang kurang ini sebagai salah satu pertanda adanya kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa. Ismail 2016 menegaskan bahwa setiap peserta didik mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam mengembangkan potensi diri. Ada peserta didik yang dapat mencapainya tanpa kesulitan, namun tidak sedikit peserta didik mengalami banyak kesulitan. ...M H RahmadiAli MaS Ma'sum Effendi Ahmad Qurtubi SahidPsikologi pendidikan merupakan salah satu cabang psikologi. Barlow 1985 mendefinisikan psikologi pendidikan sebagai sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu dalam pelaksanaan tugas seorang guru dalam proses belajar mengajar secara lebih efektif.... Academically, it has two parts of objectives non-cognitive and cognitive Rosnawati, 2021. Diagnosing learning difficulties can be done by identifying children with difficulties, localizing the difficulty level, determining the causative factors, choosing alternative assistance, determining how to overcome them, and designing a followup program Darimi, 2016. ... I Wayan KartaNi Wayan RasminiAssessment of children's literacy development needs to be supported by STEAM learning assessments. This study aims to analyze the application of the STEAM learning assessment in the development of early childhood literacy. This study uses an ex-post facto approach with a quantitative descriptive method of implementing STEAM learning with authentic assessment techniques. The data collection instrument was observation with a scale of 4 structured, content valid oriented; anecdote notes to record specific behaviors, and portfolios to obtain data on children's performance, knowledge, and creative skills, with three main aspects structure, content, and holistic. Observation of learning, anecdotal notes, and analysis of work results was carried out on 20 children in group B. The data obtained was described in 5 aspects of literacy science, technology, engineering, art, and mathematics. Literacy development is described in ordinal data and analyzed descriptively using percentage techniques. The results showed that all children developed completely regarding technological and mathematical literacy. On average, they developed very well; 90% of children developed completely in the scientific aspect, with an average development according to expectations; 60% of children developed completely in engineering literacy and 50% in artistic literacy, with an average development as expected. This research implies that the STEAM learning assessment can assist in developing early childhood GhonimahSiswantoMotivasi belajar adalah suatu usaha atau daya penggerak dalam diri santri yang nantinya akan menentukan santri ke arah yang lebih baik dalam kegiatanbelajar dan mencapai tujuannya. Untuk membantu santri agar mempunyai motivasi belajar, serta proses belajar bisa berjalan dengan baik. salah satu layanan yang ada dalam bimbingan dan konseling yaitu konseling kelompok. Konseling kelompok merupakan proses pemberian bantuan yang memanfaatkan dinamika kelompok dan melalui beberapa tahapan untuk membantu memberi umpan balik, pengalaman belajar dan mencapai tujuan dari konseling kelompok tersebut. Salah satu teknik yang digunakan dalam konseling kelompok adalah teknik behavioral merupakan suatu teknik yang berlandaskan teori tentang belajar dalam usaha melakukan pengubahan tingkah laku yang dapat membantu orang untuk belajar memecahkan masalah interpersonal, emosional, dan keputusan dari deskripsi di atas dapat ditentukan rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu 1 Bagaimana pelaksanaan konseling kelompok teknik behavioral terhadapa motivasi belajar santri Asrama Al-Hidayah Pondok Pesantren Sunan Drajat Tahun Pelajaran 2020-2021. 2 Apa pengaruh konseling kelompok teknik behavioral terhadap motivasi belajar santri asrama al-hidayah Pondok Pesantren Sunan Drajat Tahun Pelajaran 2020-2021. Penelitian ini menggunakan kuantitatif eksperimen quasi experimental desain, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santri Asrama Al-Hidayah yang berjumah 109 santri. Sampel dalam penelitian ini adalah 8 santri sebagai kelompok eksperimen dan 8 santri sebagai kelompok penelitian ini menunjukkan bahwa 1 pelaksanaan konseling kelompok teknik behavioral terhadap santri Asrama Al-Hidayah dilakukan selama 3 kali pertemuan dengan waktu yang ditetapkan 45 menit setiap pertemuan 2 ada pengaruh signifikan terhadap motivasi belajar santri Asrama Al-Hidayah antara sebelum dan setelah mendapatkan konseling kelompok teknik behavioral. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji mann-whitney u test Asymp. Sig. 2-tailed 0,004 < menunjukkan bahwa konseling kelompok teknik behavioral berpengaruh terhadap motivasi belajar santri asrama al-hidayah Pondok Pesantren Sunan Drajat. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha Imam AbdilahAhmad TafsirAhmad SukandarChanges in interaction patterns due to the COVID-19 pandemic have had an impact on the world of education, as of March 17, 2020, the Indonesian government is still setting online learning from home. This online learning reaps new problems that have never been experienced by students at school. The facts on the ground show that some students have difficulty understanding the subject matter given online. Therefore, researchers are interested in researching further and analyzing the difficulties of online learning during the COVID-19 pandemic, especially in PAI subjects. This research is located in SMA Negeri 5 Cimahi with the objectives 1 to find out the implementation of online learning in PAI subjects 2 To find out the difficulties of online learning in PAI subjects. 3 To find out the handling of online learning difficulties in PAI subjects. This research was conducted using a qualitative approach. The data obtained using observation, interview and documentation techniques. Data and facts found in the field from sources are then analyzed by reducing data, presenting data and drawing conclusions. Then the validity is tested by testing credibility, dependability and on the results of the research 1 The implementation of online learning in PAI subjects is carried out with an online learning system on the network or PJJ distance learning. The learning media used by PAI teachers are electronic devices such as smartphones, laptops, or PCs, which are connected via the internet. 2 The learning difficulties experienced by students when participating in online learning on PAI subjects are basically a matter of the weak ability of students to process subject matter presented by PAI teachers, this lack of understanding results in feelings of boredom, laziness and lack of interest in PAI learning. 3 Handling of online learning difficulties is carried out by PAI teachers by preparing simple and attractive lesson plans, ensuring learning tools can be used properly, paying attention, supervising, and always motivating students while learning era merdeka belajar saat ini adanya pembelajaran yang berdiferensiasi sangat dibutuhkan. Pembelajaran berdiferensiasi membutuhkan adanya perancangan sebuah desain pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SMP masih ditemukan permasalahan pada kegiatan menulis kreatif teks cerita fantasi, di antaranya 1 kurangnya ide dan gagasan dalam menentukan cerita fantasi, 2 peserta didik merasa bahwa menulis merupakan kegiatan yang tidak menarik dan membosankan, dan 3 minimnya daya imajinasi peserta didik dalam menentukan keunikan tokoh. Oleh karena itu, di dalam penelitian ini akan membahas tentang perancangan sebuah inovasi desain pembelajaran. Inovasi tersebut dirancang dalam materi menulis kreatif cerita fantasi berbasis digital agar dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Perancangan desain pembelajaran tersebut diintegrasikan dengan media Plotagon, untuk melatih peserta didik menulis kreatif cerita fantasi secara digital. Perancangan desain pembelajaran ini menggunakan model ASSURE. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan desain pembelajaran menulis kreatif cerita fantasi digital yakni karakteristik peserta didik, tujuan pembelajaran pada kurikulum merdeka, metode, media, dan materi, keaktifan kelas, dan evaluasi desain pembelajaran. Peranan media khususnya Plotagon penting dalam menumbuhkan jiwa kreativitas peserta didik membuat cerita fantasi berbasis AfrizalYusmaniarKegiatan pengabdian pada masyarakat P2M ini telah dilaksanakan untuk guru-guru SMA yang tergabung dalam MGMP Kimia Jakarta Timur 1, DKI Jakarta pada tanggal 1 september 2022 di SMAN 61 Jakarta. Program pelatihan dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu pendahuluan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan. Pada tahap pendahuluan, dilakukan analisis kebutuhan berupa pengumpulan data mengenai perlunya mengembangkan bahan ajar kinetika kimia dan termokimia selama pandemi COVD-19 bagi guru-guru SMA di Wilayah Jakarta Timur DKI Jakarta. Tahap kedua, tahap Pelaksanaan, dimana program pelatihan dilaksanakan secara hybrid yaitu berupa online dan offline training menggunakan metode ceramah, tanya jawab, simulasi, penugasan, dan pengamatan terhadap keterampilan peserta pelatihan. Pada tahap ketiga atau disebut tahap evaluasi. Evaluasi program pelatihan dilakukan secara menyeluruh terhadap unsur materi, pelatih, dan peserta pelatihan. Luaran kegiatan ini adalah meningkatnya kualitas pembelajaran guru-guru SMA dalam menyampaikan materi bahan ajr kinetika kimia dan termokimia kepada peserta didik. Selain itu juga terlihat ada beberapa guru yang secara inovatif memanfaatkan teknologi sebagai bahan pembelajaran di sekolah untuk peserta S Rober DanEmily S RoberArthur S. Rober dan Emily 2010, Kamus Psikologi, Yogyakarta Pustaka P RobbinsRobbins, Stephen P, 2007, Perilaku Organisasi Buku I, Jakarta Salemba YshSoegeng Ysh., 2012, Pengembangan Sistem Pembelajaran, Semarang, IKIP PGRI Semarang dan Pembelajaran Teori dan Praktik pengembangan KTSP, Jakarta; KencanaWina SanjayaWina Sanjaya, 2009, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik pengembangan KTSP, Jakarta; Kencana. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku siswa seperti suika berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk kuliah, dan sering kabur dari sekolah. Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam yaitu factor internal dan factor juga Sulit Belajar Bahasa Indonesia? Inilah 3 PenyebabnyaFaktor internal siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam siswa sendiri. Faktor intern siswa meliputi gangguan atau kurangnya kemampuan psiko fisik siswa yaitu a Yang bersifat kognitif antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual atau intelegensi siswa. b Bersifat afektif antara lain labilnya emosi dan sikap. c Bersifat psikomotor antara lain seperti keterganggunya alat- alat indra penglihat dan pendengar. Baca juga Mengatasi Anak Sulit Belajar dengan Benar dan Tepat Faktor eksternal siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri siswa. Faktor eksternal siswa meliputi segala situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa, faktor lingkungan ini meliputi a Lingkungan keluarga contohnya ketidak harmonisan hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga. b Lingkungan perkampungan atau masyarakat contohnya wilayah perkampungan kumuh atau teman sepermainan yang nakal. c Lingkungan sekolah contohnya kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alat belajar yang berkualitas juga Semangat Belajar Turun? Coba 7 Cara Ini untuk Merangsang Kembali Semangat BelajarBeberapa cara dalam mengatasi kesuitan belajar antara lain yakni meningkatkan motivasi dalam belajar, memiliki tujuan belajar dan sasaran yang hendak dicapai, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, melengkapi sarana belajar, mengatur waktu belajar dirumah dan sekolah, membuat rangkuman, skema dan catatan bagi pelajaran yang dianggap penting atau sulit, menciptakan hubungan harmonis dengan guru, teman, maupun keluarga agar tidak membebani pikiran dan perasaan, bergaul dengan orang-orang yang mendukung keberhasilan belajar. Lihat Pendidikan Selengkapnya Jenis-jenis masalah kesulitan belajar siswa, faktor penyebab dan cara mengatasinya belajar bisa dialami oleh siapa saja, khususnya bagi siswa dan siswi di sekolah. Ada berbagai faktor penyebab yang membuat anak anak sulit untuk berkonsentrasi pada saat belajar baik masalah internal atau juga eksternal. Lantas, bagaimana cara mengatasinya? Hal ini penting untuk diperhatikan supaya tidak mengganggu perkembangan belajar anak sesuai dengan belajar bisa terlihat dengan jelas ketika siswa dan siswi tidak mampu memahami materi pembelajaran atau praktik dengan baik, hasil pencapaian belajar yang masih kurang, serta kurang menikmati proses belajar baik disekolah maupun dirumah. Masalah kesulitan belajar ini bisa terjadi tidak hanya disekolah melainkan juga kesulitan dalam belajar tidak segera diatasi, maka sampai seterusnya anak tidak akan bisa mencapai hasil prestasi pendidikan yang memuaskan, bahkan akan berdampak pada tingkat pendidikan selanjutnya yang lebih tinggi dimana ia tidak bisa beradaptasi dengan teori pembelajaran yang diberikan oleh bapak atau ibu guru. Oleh sebab itu mari identifikasi jenis jenis masalah kesulitan belajar siswa, mencari faktor penyebabnya lalu cara mengatasinya sesuai dengan masalahnya tersebut. Silahkan simak pembahasan berikut masalah kesulitan belajar siswa, faktor penyebab dan cara mengatasinya1. Masalah Internal• DisleksiaApa itu Disleksia? Disleksia merupakan salah satu jenis gangguan belajar yang bisa dialami oleh siapa saja dimana seseorang akan kesulitan untuk membaca ataupun menulis. Anak dengan Disleksia akan merasa kesulitan dalam hal merangkai huruf menjadi kata, lalu kata menjadi kalimat sampai dengan kalimat menjadi tersebut dapat terlihat juga pada saat berbicara, dimana anak akan susah dalam mencari kata atau istilah yang sesuai dengan maksudnya. Anak dengan gangguan belajar jenis Disleksia biasanya memiliki kemampuan dalam hal memahami konteks bacaan yang rendah serta tata Bahasa yang kurang baik.• DisgrafiaSelanjutnya ada jenis kesulitan belajar yang dinamakan Disgrafia. Disgrafia sendiri merupakan jenis gangguan belajar yang membuat anak kesulitan dalam hal menulis. Biasanya anak dalam kondisi ini akan memiliki tulisan tangan yang jelek, kurang dalam mengeja serta kesulitan untuk menuliskan apa yang ia rasakan atau sesuatu yang ingin diungkapkan.• DispraksiaBerbeda dengan kedua gangguan diatas, Dispraksia merupakan kesulitan belajar anak yang ditandai dengan adanya gangguan pada kemampuan motoriknya. Kemampuan motorik rendah tersebut akan membuat anak mengalami kesusahan dalam mengordinasikan angota tubuhnya atau melakukan pergerakan satu ciri yang dapat orang tua amati dari anak anak dengan kesulitan Dispraksia adalah anak sering menabrak atau membentur orang lain atau benda diam. Dalam hal ini anak juga akan merasakan kesulitan belajar seperti belajar menulis, berbicara, mengetik dan lain lain.• DiskalkuliaDiskalkulia membuat anak kesulitan dalam memahami konsep matematika atau hal hal yang berhubungan dengan menghitung. Namun, gangguan ini pada setiap orang berbeda beda. Misalnya saat di sekolah dasar awal, kondisi ini membuat anak sulit dalam mengenali angka bahkan belajar berhitung. Seiring bertambahnya usia nya, gangguan tersebut biisa terlihat jelas saat ia sulit memecahkan hitungan dan menghafalkan perkalian.• Auditory processing disorderKalau yang satu ini merupakan kondisi dimana adanya kelainan otak untuk memproses suara. Nah, yang dimaksud bukanlah gangguan pendengaran, melainkan kelainan untuk memahami suara orang lain. Misalnya seorang yang mengalami Auditory processing disorder akan sulit membedakan satu suara dengan suara lainnya. Bahkan mereka juga akan kesulitan dalam mengikuti perintah suara maupun mengingat hal yang didengar.• Visual processing disorderVisual processing disorder adalah kesulitan dalam membedakan dua objek yang memiliki bentuk yyang mirip. Anak juga sulit dalam mengordinasikan tangan dan mata mereka secara bersamaan. Ya dengan kata lain pengidap Visual processing disorder akan kesulitan dalam meninterpretasikan informasi Mengatasinya Mendeteksi kesulitan belajar anak seperti yang dipaparkan diatas mungkin tidak mudah. Sebab gejala yang muncul bisa jadi umum dan tidak khas. Belum lagi anak yang sudah cukup besar, mungkin malu untuk mengakui bahwa ia memiliki masalah gangguan belajar dan menyembunyikan kesulitannya tersebut. Meskipun demikian, baik orang tua maupun tenaga pengajar guru disekolah perlu berdiskusi terkait kemampuan belajar tersebut. Orang tua bisa berkonsultasi dengan ahli tumbuh kembang anak, psikiater atau psokolog untuk mengetahui kondisi gangguan belajar anak dan melakukan cara untuk siswa memiliki kesulitan belajar tersebut, dokter biasanya akan menyarankan beberapa langkah untuk merawat anak supaya bisa perlahan lahan mengatasi kesulitan belajarnya sebagai berikut TerapiTerapi bisa dilakukan untuk membantu dalam hal meningkatkan kemampuan motorik anak atau siswa dengan kesulitan belajar. Misalnya mereka bisa belajar menulis dengan baik sesuai dengan kondisi nya tersebut melalui terapi okupasi. Ada juga terapi wicara yang membantu anak dengan kesulitan untuk berbicara atau sulit untuk merangkai kata kata yang beberapa kasus, dokter akan meresepkan obat yang berfungsi untuk meredakan depresi ataupun gangguan kecenasan yang dapat dirasakan anak pada saat sedang belajar. Misalnya siswa dengan kesulitan belajar dan ADHD maka akan mendapatkan obat khusus yang membantunya untuk bisa berkonsentrasi di bantuan belajarAnak dengan berbagai kesulitan yang sudah kita bahas sebelumnya perlu mendapatkan bantuan belajar tambahan dari guru maupun orang tua. Misalnya dengan menyediakan guru les yang sudah berpengalaman dan terlatih untuk mengajar anak dengan kesulitan belajar. Di sekolah umum tidak jarang, adanya kerjasama antara guru dan orang tua. Misalnya anak ditempatkan di tempat duduk yang memudahkannya untuk bertanya dan memahami materi, serta guru bisa memberikan tugas sesuai dengan Masalah EksternalTidak hanya hal hal diatas yang dapat membuat anak atau siswa kesulitan dalam belajar, ada masalah internal tentu juga ada masalah eksternal atau masalah dari luar seperti lingkungan. Beberapa masalah eksternal yang membuat siswa sulit belajar adalah cara mengajar guru yang sulit dipahami, bahan ajar yang terbatas, tugas yang terlalu banyak, kurang berpartisipasi dalam belajar yang tidak nyaman atau bahkan bisa juga masalah hubungannya dengan orang lain. Seperti masalah keluarga, orang tuanya dirumah atau dengan teman temannya disekolah yang membuatnya tidak konsentrasi belajar. Jika hal demikian yang terjadi perlu dilakukan evaluasi terkait faktor penyebab kesulitan dalam belajar hal yang bisa dilakukan guru dan orang tua adalah menggunakan prior knowledge, selalu evaluasi, ajak siswa dalam berpartisipasi secara aktif, hindari memberi tugas yang terlalu banyak, mengajarkan cara membuat catatan, pendekatan personal, membentuk kelompok belajar, membuat bentuk dialog interaktif antara guru dan siswa, membuat lingkungan belajar yang nyaman dan lain diatas adalah informasi terbaru yang mengulas terkait jenis jenis masalah kesulitan belajar siswa, faktor penyebab dan cara mengatasinya secara lengkap. Tidak hanya guru yang bertanggung jawab dalam membantu anak mengatasi kesulitan belajarnya, melainkan orang tua juga bertanggung jawab untuk membimbing anak khususnya pada saat dirumah sebagai pendidikan yang anak anak itu berbeda, ada yang mandiri dan bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri dalam hal proses belajar. Namun yang lain lagi tidak bisa menangani kesulitan belajar sendiri. Disinilah peran orang tua dan guru untuk mengarahkan anak anak supaya mampu menganalisis kesulitan belajar mereka dan mengatasinya serta coba memberikan materi pembelajaran dengan cara yang lebih mudah. Semoga bermanfaat.

faktor penyebab kesulitan belajar dan cara mengatasinya