esai sastra novel laskar pelangi

KritikSastra Film "Laskar Pelangi". Laskar pelangi adalah sebuah film garapan sutradara Riri Riza yang dirilis pada 26 September 2008.Film Laskar Pelangi merupakan karya adaptasi dari buku Laskar pelangi yang dirilis oleh Andrea Hirata. Skenarionya ditulis oleh salma Aristo yang juga menulis naskah film Ayat-ayat Cinta dibantu oleh Riri Riza Katakata kunci: gaya penceritaan, novel, laskar pelangi, gaya bahasa, sudut pandang Karya sastra merupakan perwujudan dan ekspresi pemikiran manusia yang mendeskripsikan kehidupan manusia dengan segala aspek kehidupannya. Perwujudan ekspresi pemikiran mansia tersebuta melalui tahapanyang cukup rumit yang disebut sebagai proses kreatif cipta Sementaraitu, penguatan sikap dan perilaku positif yang sudah dimiliki oleh pengapresiasi sastra dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut. Pertama, terus-menerus dan ajek memberikan pengalaman-pengalaman berkesan, menyenangkan, menggairahkan, menyegarkan, dan memikat dalam apresiasi sastra. Jika memungkinkan malahan meningkatkanya agar TéléchargerKritik Sastra - Novel Laskar Pelangi - Bab 1 : Sepuluh Murid Baru 6.02 MB - 04:23 mp3 par Samuel Towoliu en Bombardier Music . Title: Kritik Sastra - Novel Laskar Pelangi Mp3: Uploader: Samuel Towoliu: Duration: 04:23: Size: 6.02 MB: Audio: mp3, 44100 Hz, stereo, s16p, 128 kb/s: LaskarPelangi dan Bad Genius adalah dua kemungkinan untuk sebuah impian yang sama. Seseorang bisa berakhir seperti Ikal dan Arai: kuliah ke luar negeri, pulang kampung langsung sukses dan terkenal. Namun, apabila terbentur sistem yang tidak adil seperti di Bad Genius, seseorang bisa saja terbentuk menjadi calon koruptor. mở khóa khi bị chặn đăng bài lên nhóm page. Uploaded byArif Fadillah 100% found this document useful 9 votes16K views3 pagesDescriptionniceeCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document100% found this document useful 9 votes16K views3 pagesKritik Sastra Laskar PelangiUploaded byArif Fadillah DescriptionniceeFull descriptionJump to Page You are on page 1of 3Search inside document Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Abstract Objectives to be achhievd in this study areL1 how the relationship between the author and this work in the novel “Laskar Pelangi”.2 describe aspects of the sociology of literature in the novel Laskar Pelangi the terms of character and characterization, social status, the behavior of the characters, as well as the events that occurred. This study is a review of sociology of literature using qualitative method. This research techniques include engineering data colletion, data conclusion, source of research data as the main data is the novel “Laskar Pelangi” and several books related to literature and other sources. The results of these studies show that the aspect of sociology in the novel Laskar Pelangi is a reality that occurs in the Malay society oppressed Belitong proverty but they remain determinend to pursue the dream. This novel also tells the story of how friendship can be interwoven between the characters in the novel. Laskar Pelangi merupakan novel pertama karya Andrea Hirata yang diterbitkan tahun 2005 oleh Bentang Pustaka. Mendulang kesuksesan, novel ini pun akhirnya dijadikan sebuah film dengan judul yang sama pada tahun ini berhasil menyabet banyak pencapaian dan jadi bentuk kesuksesan dunia sastra. Buku yang ditulis Andrea Hirata ini, jadi salah satu International Best Seller, diterjemahkan ke dalam 40 bahasa asing, terbit dalam 22 bahasa, dan beredar lebih dari 130 baca bukunya? Sebelum itu, yuk, simak resensi novel Laskar Pelangi di bawah ini terlebih dahulu sebelum membacanya!1. Identitas dan sinopsis novel Laskar Pelangiilustrasi membaca buku buku Laskar PelangiPenulis Andrea HirataNegara IndonesiaBahasa IndonesiaGenre RomanPenerbit Bentang Pustaka, YogyakartaTahun terbit 2005Halaman 529 halamanISBN 979-3062-79-7SinopsisLaskar Pelangi bercerita soal 10 anak yang miskin, namun punya rasa semangat tinggi dalam pendidikan yang berlatarkan di sebuah Desa Gantung, Kepulauan Bangka Belitung, Belitung Timur. Kebanyakan dari mereka adalah anak dari penambang emas di pulau yang punya kekayaan alam timah terbesar di anak itu bersekolah di Sekolah Dasar Muhammadiyah yang dipimpin oleh Pak Harfan. Awalnya, sekolah tersebut hendak dibubarkan lantaran muridnya hanya berjumlah 9 orang, tak mencapai syarat yang ditentukan. Bahkan, pemerintah setempat telah memberikan peringatan kepada pihak sekolah Islam itu tentang perencanaan penutupan Laskar Pelangi dan SD Muhammadiyah dimulai sejak Harun datang dan menyelamatkan rasa putus asa Pak Harfan dan Bu Muslimah. Pasalnya, Harun menjadi murid ke-10 SD Muhammadiyah dan sekolah pun tidak jadi ditutup oleh novel ini, kalian akan ikut perjalanan hidup ke-10 anggota Laskar Pelangi saat menjadi murid SD Muhammadiyah Gantung. Berbagai emosi pun akan kamu rasakan melalui novel ini, dimulai dari bahagia, dramatis, tawa, hingga rasa Penokohan dalam Laskar Pelangicuplikan film Laskar Pelangi dok. Miles Films/Laskar Pelangi1. IkalDalam novel ini, Ikal diceritakan sebagai tokoh yang pintar setelah Lintang di antara teman-temannya. Ia punya minat tinggi dalam bidang sastra yang ditunjukkan dengan kegemarannya menulis hanya itu, Ikal menyukai gadis yang bernama A Ling, sepupu A Kiong, yang ia temui di toko kelontong Sinar Harapan. Namun, mereka harus berpisah lantaran A Ling harus pergi ke Jakarta untuk menemani sang LintangLintang adalah teman sebangku Ikal dan memiliki ayah yang berprofesi sebagai nelayan miskin. Akan tetapi, sang ayah harus menanggung beban untuk menafkahi 14 soal pendidikan, Lintang digambarkan sebagai anak yang genius, terutama dalam bidang matematika. Hal itu terlihat pada kepintaran otaknya yang berhasil mengantarkan tim SD Muhammadiyah, sekolahnya, menjadi juara dalam kompetisi cerdas Lintang adalah menjadi seseorang yang ahli dalam bidang matematika. Namun, karena ayahnya meninggal dunia, ia harus mengubur dalam cita-citanya itu. Ia harus menggantikan posisi sang ayah untuk menafkahi MaharMahar digambarkan sebagai anak yang tampan, berbadan kurus, dan punya bakat dalam bidang seni. Hal itu dibuktikan ketika Bu Muslimah, guru mereka, meminta Mahar untuk bernyanyi di depan kelas. Tak hanya itu, Mahar juga sangat suka dengan ilmu sihir sampai sering diledeki oleh SaharaSahara menjadi satu-satunya perempuan di antara anak-anak SD Muhammadiyah. Perempuan ini digambarkan sebagai sosok yang keras kepala, punya pendirian kuat, dan taat pada agama. Meskipun begitu, Sahara merupakan gadis yang pandai, baik, dan ramah kepada siapa pun, kecuali A SyahdanIa Ttdak pernah menonjol dan kerap jadi tokoh yang tersisihkan dalam keadaan apa pun. Padahal, Syahdan termasuk anak yang ceria. Ia punya cita-cita sebagai aktor. Hal itu ia tunjukkan melalui sebuah drama dan ia mendapatkan peran sebagai tukang kipas putri walaupun ada kesalahan yang ia usaha kerasnya selama ini, Syahdan berhasil menjadi aktor sungguhan meskipun hanya sekadar peran tambahan. Namun, hal itu tak membuatnya puas. Ia akhirnya beralih profesi menjadi network designer yang A KiongA Kiong merupakan anak Hokian keturunan Tionghoa dan menjadi pengikut nomor satu Mahar sejak kelas satu. Ia menganggap Mahar adalah master yang samping itu, A Kiong punya jiwa persahabatan yang kuat, baik hati, dan senang membantu teman-temannya, kecuali Sahara. Lucunya, meskipun mereka sering bertengkar, A Kiong dan Sahara ternyata saling menyukai satu sama Pelangi dok. Miles Films/Laskar Pelangi 7. KucaiDi antara anak-anak Laskar Pelangi, Kucai adalah tokoh yang selalu dipercaya sebagai ketua kelas. Matanya mengalami rabun jauh yang diakibatkan oleh kekurangan gizi. Bahkan, penglihatannya meleset dari sasaran sekitar 20 kecil, Kucai selalu terlihat sebagai seorang politikus. Hebatnya, hal itu terbukti saat ia dewasa yang menjadi ketua fraksi di DPRD BorekDalam Laskar Pelangi, Borek adalah pria besar yang tergila-gila dengan otot. Ia bercita-cita menjadi pria macho berotot. Saat dewasa, ia bekerja sebagai kuli di toko milik Sahara dan A TrapaniTrapani adalah tokoh yang berparas tampan, baik hati, dan sangat menyayangi ibunya. Apa pun yang ia lakukan, harus ditemani oleh sang ibu. Cita-cita anak ini adalah menjadi seorang HarunHarun mempunyai keterbelakangan mental yang membuatnya mulai bersekolah ketika berusia 15 tahun. Hobinya adalah menanyakan hari libur Lebaran kepada Bu Muslimah, bahkan ia pernah menyetorkan tiga botol buah kecap saat pelajaran karyanya satu hal yang lucu dari Harun adalah ia pernah bercerita kepada Sahara tentang kucingnya. Harun memiliki kucing belang tiga dan melahirkan tiga anak di tanggal tiga yang mana masing-masing punya belang tiga seperti Bu MuslimahBernama lengkap Muslimah Hafsari, Bu Muslimah merupakan seorang guru di SD Muhammadiyah. Ia punya dedikasi tinggi terhadap pendidikan dan gigih saat mengajar, meskipun honornya belum dibayar. Guru satu ini sangat menyukai bunga dan terbuka dengan gagasan baru, serta guru yang sabar dengan Pak HarfanPak Harfan memiliki nama lengkap Harfan Efendy Noor. Di novel ini, ia digambarkan sebagai sosok kepala sekolah dan guru SD Muhammadiyah. Bersama dengan Bu Muslimah, ia berhasil mempertahankan sekolah tersebut yang hampir ditutup akibat kekurangan murid. Baca Juga Resensi Buku Tujuan hingga 6 Unsur Penting yang Wajib Ada! 3. Keunggulan novel Laskar Pelangiilustrasi membaca buku atau keunggulan dari novel Laskar Pelangi adalah bahasa yang digunakan sangat beragam dan unik. Tak hanya itu, Andrea Hirata juga mencoba untuk memberikan bumbu budaya dan aspek sosial dari masyarakat Melayu yang kemudian diaplikasikan secara gamblang di dalam penulis lihai dalam membuat suatu cerita sedih menjadi humor yang layak untuk dijadikan bahan tawa di dalam novel. Hal itu ditunjukkan melalui dialog di antara tokoh-tokoh Laskar Pelangi dan masyarakat Laskar Pelangi ini dianjurkan untuk dibaca oleh tenaga pendidik dan pemerintah yang menganggap remeh tentang pentingnya pendidikan. Pasalnya, negara ini kerap menerima ejekan atau sindiran dari negara lain karena punya sumber daya manusia yang kurang hanya itu, meskipun novel ini sudah lama diterbitkan, Andrea Hirata seakan menggambarkan masalah yang sangat relevan dengan Indonesia dan negara-negara di dunia. Ia menyinggung soal kemiskinan, pendidikan, kesenjangan sosial, dan sebagainya yang tak akan pernah Kelemahan dari novel Laskar Pelangiilustrasi seseorang sedang menulis PeterKelemahan dari novel Laskar Pelangi adalah banyaknya istilah yang tidak familiar oleh pembaca, sehingga sulit untuk dipahami dan dimengerti meskipun terdapat kamus kecil di akhir buku. Namun, hal tersebut terkesan kurang praktis karena pembaca harus bolak-balik ke glosarium saat membaca istilah hanya itu, di akhir cerita, tokoh "Aku" tiba-tiba berubah menjadi orang lain, padahal tokoh tersebut adalah Ikal. Lalu, ending cerita yang menggantung juga jadi salah satu yang membuat pembaca sedikit kecewa. Namun, penulis sepertinya sengaja karena cerita dalam novel ini dilanjutkan pada sekuel Kesimpulan dari novel Laskar Pelangiilustrasi menulis kesimpulan PiacquadioBanyak sekali pesan yang bisa diambil novel Laskar Pelangi dan diterapkan dalam kehidupan. Misalnya, bersyukur kepada Tuhan, menghargai apa pun yang terjadi, dan tak mudah untuk menyerah dengan terus berusaha semaksimal itu, perlu diingat bahwa takdir sudah berada di tangan Tuhan dan kepintaran bukan jadi tolak ukur kesuksesan seseorang. Misalnya, kita tahu bahwa Lintang adalah tokoh yang jenius, namun di akhir cerita ia menjadi sopir truk. Atau, Syahdan yang bercita-cita sebagai aktor, tetapi berakhir menjadi seorang network designer yang resensi novel Laskar Pelangi yang telah diulas. Bagaimana, apakah kamu semakin tertarik untuk membacanya? Jangan lupa untuk menonton filmnya juga, ya, supaya lebih afdol! Baca Juga 7 Rekomendasi Novel Andrea Hirata Selain Laskar Pelangi POTRET PENDIDIKAN DI TENGAH KEMISKINAN DALAM “LASKAR PELANGI” OLEH Miftakhul Jannah – 100211406110 Pendidikan telah menjadi hal yang penting untuk mencerdaskan generasi bangsa. Pendidikan tersebut bisa diperoleh di pendidikan formal maupun informal. Ironisnya, kualitas pendidikan di Indonesia belum begitu memuaskan. Beberapa hal seperti kurikulum masih sering mengalami perubahan, tentunya menuju perubahan yang lebih baik. Kendati demikian, pendidikan di Indonesia masih saja menemukan kekurangan. Kekurangan tersebut terlihat dari biaya pendidikan yang sulit dijangkau oleh masyarakat kelas menengah ke bawah. Hal ini membuat generasi muda yang seharusnya memperoleh pendidikan yang baik tetapi justru terlantar. Berbicara soal pendidikan, maka perlu dipahami terlebih dahulu arti pendidikan. Dalam KBBI, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik. Di dalam pendidikan tentunya terdapat nilai, baik nilai pendidikan sosial, nilai pendidikan agama, maupun nilai pendidikan moral. Tulisan ini akan membahas potret pendidikan di tengah kemiskinan dalam “Laskar Pelangi” yang di dalamnya tentu terdapat beberapa nilai pendidikan yang bisa dijadikan sebagai perenungan dan teladan. Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa nilai adalah sesuatu berharga yang terkandung dalam sesuatu hal yang bisa digunakan sebagai patokan normatif yang mempengaruhi manusia dalam menentukan pilihan. Hal ini sejalan dengan pendapat Kupperman dalam Mulyana 2004 9 menafsirkan nilai sebagai patokan normatif yang mempengaruhi manusia dalam menentukan pilihannya diantara cara-cara tindakan alternatif. Ia memberi penekanan pada norma sebagai faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku manusia. Oleh karena itu, salah satu bagian terpenting dalam proses pertimbangan nilai adalah pelibatan nilai-nilai normatif yang berlaku di masyarakat. Laskar Pelangi’ merupakan sebuah novel yang banyak memuat nilai pendidikan. Nilai pendidikan tersebut mampu memotret pendidikan di tengah kemiskinan rakyat Belitong. Belitong adalah daerah yang kaya tetapi kekayaannya telah dirampas oleh tangan-tangan tak bertanggung jawab. Hal ini membuat kehidupan rakyatnya harus bergelut dalam kemiskinan. Sehingga pendidikan di daerah ini menjadi terbengkelai dan berbenturan dengan masalah ekonomi. Masyarakat Belitong enggan menyekolahkan anak-anak mereka. Hal ini karena mereka memang tidak memiliki biaya dan lebih suka anaknya bekerja guna membantu mencukupi kebutuhan keluarga. Lalu, apakah pantas anak di bawah umur dipaksa untuk bekerja? Jawabannya tentu tidak. Melihat situasi dan kondisi seperti itu, datanglah sosok guru teladan yaitu Pak Harfan dan Bu Muslimah. Mereka berdua berjuang untuk mempertahankan pendidikan yang ada di Belitong. Dengan sepenuh hati tanpa pamrih, mereka menyumbangkan ilmu kepada murid-muridnya. Murid-murid tersebut adalah sepuluh anak yang oleh gurunya diberi julukan Laskar Pelangi. Mereka sama-sama berasal dari keluarga miskin, tetapi mereka berasal dari kelompok masyarakat yang berbeda-beda. Ada anak buruh pabrik, ada anak nelayan, ada anak Tionghoa kebun, ada yang sangat pandai di bidang ilmu matematika, ada yang sangat pandai di bidang ilmu seni, ada yang hanya bisa tersenyum sepanjang hari. Semuanya menjadi satu kelompok dalam Laskar Pelangi. Mereka saling mendukung, saling menguatkan demi pengembangan diri. Tidak ada yang merasa lebih baik atau berusaha untuk menjadi berkuasa. Berikut kutipan ceritanya. “Selebihnya adalah teman baikku. Trapani misalnya, yang duduk di pangkuan ibunya, atau Kucai yang duduk di samping ayahnya, atau Syahdan yang tak diantar siapa-siapa. Kami bertetangga dan kami adalah orang-orang Melayu Belitong dari sebuah komunitas yang paling miskin di pulau itu” halaman 3—4. “Agaknya selama keluarga laki-laki cemara angin itu tak mampu terangkat dari endemik kemiskinan komunitas Melayu yang menjadi nelayan. Tahun ini beliau menginginkan perubahan dan ia memutuskan anak laki-laki tertuanya, Lintang, tak akan menjadi seperti dirinya” halaman 11. “Namun sayang A Kiong hanya menjawabnya dengan kembali tersenyum. Ia berkali-kali melirik bapaknya yang kelihatan tak sabar. Aku dapat membaca pikirang ayahnya, “Ayolah anakku, kuatkan hatimu sebutkan namamu! Paling tidak sebutkan nama bapakmu ini, sekali saja! Jangan bikin malu orang Hokian! Bapak Tionghoa berwajah ramah ini dikenal sebagai seorang Tionghoa kebun, strata ekonomi terendah dalam kelas sosial orang-orang Tionghoa di Belitong” halaman 26. Anggota Laskar Pelangi memang berasal dari keluarga miskin. Akan tetapi, di tengah kemiskinan tersebut mereka memiliki daya juang yang tinggi dan memiliki loyalitas yang baik dalam hal pendidikan. Daya juang tersebut tidak dapat dilepaskan dari sosok Lintang. Sosok pribadi seperti Lintang itulah yang menggambarkan sosok pribadi yang penuh dengan daya juang tinggi, penuh semangat, dan pantang menyerah untuk mewujudkan cita-citanya. Jarak tempuh puluhan kilometer ia lalui tiap hari dengan setia dan tanpa mengeluh sedikitpun. Tak sekalipun ia membolos. Sepeda Onthel warisan keluarga adalah alat transportasi darat sekaligus sungai, karena jalanan kerap berubah menjadi sungai jika hujan telah turun. Tak jarang jalanan menjadi tempat berjemur bagi buaya. Tantangan itu tidak menyurutkan langkah Lintang untuk berangkat ke sekolah. Sepeda onthel yang telah tua, rantai yang terkadang putus dan tidak bisa disambung lagi, ban bocor, itu semua belum cukup untuk mencegah langkah Lintang berangkat ke sekolah. Rumah Lintang paling jauh dari pada 9 temannya yang lain. Meski demikian dialah siswa yang paling rajin di sekolah itu. Semakin besar tantangan yang ada, semakin besar pula semangat Lintang untuk belajar. Siapa tahu ini adalah saat terakhir untuk belajar. Mungkin itulah yang dipikirkan oleh Lintang. Jangan pernah menunda untuk belajar, karena bisa jadi kita tak sempat lagi mengetahuinya. Berikut ini nukilan ceritanya. “Pada musim hujan lebat yang bisa mengubah jalan menjadi sungai, menggenangi daratan dengan air setinggi dada, membuat guruh dan halilintar membabat pohon kelapa hingga tumbang bergelimpangan terbelah dua, pada musim panas yang begitu terik hingga alam memuai ingin meledak, pada musim badai yang membuat hasil laut nihil hingga berbulan-bulan semua orang tak mempunyai uang sepeserpun, pada musim buaya berkembang biak sehingga mereka menjadi semakin ganas, pada musim angin barat puting beliung, pada musim demam, pada musim sampar—sehari pun Lintang tak pernah bolos” halaman 94. Nukilan tersebut menggambarkan bahwa Lintang adalah pribadi yang gigih dalam mencari ilmu. Segala upaya ia tempuh untuk bisa sampai di sekolahnya tercinta, SD-SMP Muhammadiyah. Belajar dari SD-SMP Muhamamdiyah, tempat Lintang, Ikal dan kawan-kawannya belajar, di sana setiap anak dikembangkan sesuai dengan bakatnya. Memang ini adalah bagian tersulit dalam pendidikan, yaitu membantu menemukan identitas diri peserta didik. Misalnya Lintang. Ia langsung dikenal sebagai anak yang super jenius karena mampu menjawab seluruh pertanyaan matematis dengan cepat tanpa menggunakan alat bantu. Namun, bakat-bakat yang lain akan sulit ditemukan. Misalnya saja, ada anak yang memiliki bakat luar biasa dalam musik, tetapi jika ia tidak pernah menyentuh alat musik, ia tidak akan pernah diketahui sebagai pemusik handal. Berikut ini cuplikan ceritanya. “Ketika sampai pada Bab Ilmu Ukur ia tersenyum riang karena nalarnya demikian ringan mengikuti logika matematis pada simulasi ruang berbagai dimensi. Ia dengan cepat segera menguasai dekomposisi tetrahedral yang rumit luar biasa, aksioma arah, dan teorema phytagorean. Semua materi ini melampaui tingkat usia dan pendidikannya” halaman 101—102. “Tak dinyana, beberapa menit yang lalu, ketika Bu Mus menunjuk Mahar secara acak untuk menyanyi, saat itulah nasib menyapanya. Itulah momen nasib yang sedang bertindak selaku pemadu bakat. Siang ini, komidi putar Mahar mulai menggelinding dalam velositas yang bereskalasi” halaman 138. Pendidikan harus membantu setiap pribadi untuk mengembangkan dirinya. Lintang dan Mahar dalam novel ini adalah gambaran yang sempurna untuk mendefinisikan kecerdasan. Keduanya sama-sama cerdas dalam bidangnya masing-masing. Lintang tidak mungkin diubah atau sekedar diarahkan untuk menjadi seperti Mahar, Demikian pula sebaliknya. Keduanya bisa disatukan dan akan menghasilkan karya yang luar biasa. Maka tugas guru bukanlah sekedar tukang transfer ilmu. Ia mesti juga menjadi seorang pemandu bakat, yang membantu seseorang menemukan jati dirinya. Apabila dilihat dari sampulnya, novel “Laskar Pelangi” ini memiliki arti bahwa warna hitam pada sampul menggambarkan kesedihan melihat kehidupan rakyat Belitong yang serba kekurangan di tengah kekayaan alam yang melimpah ruah. Rakyat Belitong ibarat budak yang bekerja di tempat kelahirannya sendiri dan orang Gedong ibarat majikan yang tidak peduli dengan kesejahteraan pekerjanya. Sedangkan warna pelangi pada sampul tersebut menggambarkan keberagaman suku/ras, bakat/minat yang dimiliki oleh tokoh-tokoh dalam novel “Laskar Pelangi”. Warna-warni pelangi tersebut menggambarkan bahwa keberagaman itu indah layaknya pelangi yang beragam warna dan tetap indah dipandang mata. Dengan keberagaman kita bisa saling melengkapi satu sama lain tanpa adanya rasa paling pintar atau paling berkuasa. Sementara itu, gambar orang yang terdapat dalam sampul tersebut mengambarkan anggota Laskar Pelangi itu sendiri, yakni Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani, dan Harun. Isi dalam cerpen ini patut dijadikan sebagai renungan agar kita senantiasa tidak mudah berputus asa dalam meraih suatu impian. Karena dimana ada kemauan pasti akan ada jalan untuk mewujudkan mimpi itu. Sesulit apapun jalan yang akan dilalui harus senantiasa berusaha dan berdoa. Demikianlah potret pendidikan di tengah kemiskinan dalam “Laskar Pelangi”. Pendidikan yang ada terlihat sangat sulit dikembangkan dan memerlukan kerja keras untuk bisa mengembangkannya di tengah-tengah kemelut kemiskinan yang senantiasa menjadi bayang-bayang suram. Sumber Mulyana, R. 2004. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung Alfabeta. Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta Rineka Cipta. Sinopsis LASKAR PELANGI Cerita dalam novel “Laskar Pelangi” diangkat dari kisah nyata yang dialami oleh penulisnya sendiri, yakni Andrea Hirata. Novel ini menceritakan kisah masa kecil anak-anak kampung dari suatu komunitas Melayu yang sangat miskin di kampung Belitong. Anak orang-orang kecil’ yang mencoba memperbaiki masa depan mereka melalui pendidikan yang ala kadarnya. Perjalanan pendidikan tokoh-tokoh yang ada dalam novel “Laskar Pelangi” dimulai dari SD Muhammadiyah. SD Muhammadiyah tampak begitu rapuh dan menyedihkan dibandingkan dengan sekolah PN Timah Perusahaan Negara Timah. Mereka tersudut dalam ironi yang sangat besar karena kemiskinannya justru berada di tengah-tengah gemah ripah kekayaan PN Timah yang mengeksploitasi tanah kelahiran mereka. Kesulitan terus menerus membayangi sekolah kampung itu. Sekolah yang dibangun atas jiwa ikhlas dan kepeloporan dua orang guru, seorang kepala sekolah yang sudah tua, Bapak Harfan Efendy Noor dan ibu guru muda, Ibu Muslimah Hafsari, yang juga sangat miskin. Mereka berdua berusaha mempertahankan semangat besar pendidikan dengan terseok-seok. Sekolah yang nyaris dibubarkan oleh pengawas sekolah Depdikbud Sumsel karena kekurangan murid itu, terselamatkan berkat seorang anak idiot yang sepanjang masa bersekolah tak pernah mendapatkan rapor. Sekolah yang dihidupi lewat uluran tangan para donatur di komunitas marjinal itu begitu miskin gedung sekolah bobrok, ruang kelas beralas tanah, beratap bolong-bolong, berbangku seadanya, jika malam dipakai untuk menyimpan ternak, bahkan kapur tulis sekalipun terasa mahal bagi sekolah yang hanya mampu menggaji guru dan kepala sekolahnya dengan 15 kilo beras per bulan, sehingga para guru itu terpaksa menafkahi keluarganya dengan cara lain. Sang kepala sekolah mencangkul sebidang kebun dan sang ibu guru menerima jahitan. Kendati demikian, keajaiban seakan terjadi setiap hari di sekolah yang dari jauh tampak seperti bangunan yang akan roboh. Semuanya terjadi karena sejak hari pertama kelas satu sang kepala sekolah dan sang ibu guru muda yang hanya berijazah SKP Sekolah Kepandaian Putri telah berhasil mengambil hati sebelas anak-anak kecil miskin itu. Dari waktu ke waktu mereka berdua bahu membahu membesarkan hati kesebelas anak-anak tadi agar percaya diri, berani berkompetisi, agar menghargai dan menempatkan pendidikan sebagai hal yang sangat penting dalam hidup ini. Mereka mengajari kesebelas muridnya agar tegar, tekun, tak mudah menyerah, dan gagah berani dalam menghadapi kesulitan sebesar apapun. Kedua guru itu juga merupakan guru yang ulung sehingga menghasilkan seorang murid yang sangat pintar dan mereka mampu mengasah bakat beberapa murid lainnya. Pak Harfan dan Bu Mus juga mengajarkan cinta sesama dan mereka amat menyayangi kesebelas muridnya. Kedua guru miskin itu memberi julukan kesebelas murid itu sebagai Laskar Pelangi. Keajaiban terjadi ketika sekolah Muhammadiyah mengikuti festival karnaval yang diketuai oleh laskar pelangi dan mereka mampu menjuarai karnaval mengalahkan sekolah PN Timah. Beberapa waktu kemudian, keajaiban mencapai puncaknya ketika tiga orang anak anggota laskar pelangi Ikal, Lintang, dan Sahara berhasil menjuarai lomba cerdas tangkas mengalahkan sekolah PN Timah dan sekolah-sekolah negeri lainnya. Prestasi tersebut merupakan suatu prestasi yang puluhan tahun selalu diboyong sekolah PN Timah. Setelah beberapa keajaiban hadir di SD Muhammadiyah, kejadian yang paling menyedihkan melanda sekolah Muhamaddiyah, yakni ketika Lintang, siswa paling jenius anggota laskar pelangi itu harus berhenti sekolah padahal hanya butuh waktu satu triwulan untuk menyelesaikan SMP. Ia harus berhenti karena ia anak laki-laki tertua yang harus menghidupi keluarga, sebab ketika itu ayahnya meninggal dunia. Belitong kembali dilanda ironi yang besar karena seorang anak jenius harus keluar sekolah karena alasan biaya dan nafkah keluarga. Sementara itu, disekelilingnya PN Timah menjadi semakin kaya raya dengan mengekploitasi tanah leluhurnya. Akhirnya pada awal tahun 90-an sekolah Muhammadiyah ditutup karena sama sekali sudah tidak bisa membiayai diri sendiri. Akan tetapi semangat, integritas, keluruhan budi, dan ketekunan yang diajarkan Pak Harfan dan Bu Muslimah tetap hidup dalam hati para laskar pelangi. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Laskar pelangi adalah sebuah film garapan sutradara Riri Riza yang dirilis pada 26 September Laskar Pelangi merupakan karya adaptasi dari buku Laskar pelangi yang dirilis oleh Andrea ditulis oleh salma Aristo yang juga menulis naskah film Ayat-ayat Cinta dibantu oleh Riri Riza dan Mita Lesmana. hingga maret 2009,Laskar pelnagi telah ditonton oleh 4,6 juta orang,menjadikannya film terbanyak ditonton di Indonesia yang berada diurutan kempat. Alur cerita yang disajikan bagus dan juga natural menjadi salah satu kelebihan dari film yang mengisahkan anak-anak yang harus bekerja keras untuk bersekolah,menceritakan 10 anak Laskar pelangi yang pantang pantang menyerah dalam menggapai cita-cita mereka,serta diisi oleh keindahan persahabatan yang kuat ini mampu menginspirasi para penonton,banyak pesan moral yang dapat kita petik dari film pengambilan film ini bertempat di Pulau Belitong yang merupakan pulau terindah di adanya film ini juga,membantu dalam mempromosikan pulau tersebut,sebagai tempat wisata yang sangat menarik untuk menunjukan bahwa negeri kita ini mempunyai pulau yang sangat indah. Pemindahan teks kedalam media film,yang berhasil dilakukam Riri juga menjadi nilai plus dari flm ini,ia membeberkan fakta/data dalam novel dalam alur yang tidak peristiwa diacak sedemikian rupa,namun tetap mengikuti alur seperti dalam novel. Hal lain yang perlu dipuji adalah ketelitiannya dalam memperhatikan hal-hal detail yang mendukung film ini,seperti pemain yang diharuskan memakai bahasa Melayu,property yang harus sesuai dengan waktu terjadinya kisahcontoh mobil kuno,sepeda motor kuno,plang di PN Timah yang berejaan lama.Semuanya persis merepresentasi apa yang ada dalam yang ada di novel pun diseret tayang di dalam film dengan penyampaian yang lebih realistis,mendekati nya seperti Kejeniusan Lintang yang terlalu mengawang-ngawang karena dapat menjawab semua pertanyan yang tidak masuk akal bagi anak dalm fil,hal tersebut diubah dengan disalahkannya beberapa jawaban itu juga Peran dari music sangat musiknya pas sehingga tidak membuat konsentrasi penonton terkecoh. Menurut saya kekurangan dalam film ini,yaitu pengurangannya beberapa adegan yang bila kita membaca dalam novel seharusnya adegan tersebut ,dalam novel hal tersebut masih bisa di toleransi karena adegan penting tetap ditayangkan. Bagaimanapun,terlepas dari kualitas novel yang bagus dan menarik,film pun banyak memotivasi danmampu mengkomunikasikan bebrapa hal dengan amat yang diusung pun tepat disamping dukungan visual dan auditif yang baik Pelangi menjadi sebuah memori yang merekam keprihatinan pendidikan di yang dapat kita ambil pun salah satunya yaitu jangan pernah takut bermimpi,kita hanya perlu usaha dan berdoa. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya

esai sastra novel laskar pelangi