dr yogi ahmad erlangga

Y A. Erlangga, R. Nabben, Multilevel projection-based nested Krylov iteration for boundary value problems. SIAM Journal on Scientific Computing, 30(3)(2008), pp. 1572-1595. Y. A. Erlangga, Advances in iterative methods and preconditioners for the Helmholtz equation. Archives of Computational Methods in Engineering 15 (2008), 37-66 Sejaktahun 2016 lalu, di Indonesia cukup ramai sosok Dr. Yogi Ahmad Erlangga yang disebut-sebut sebagai pemecah persamaan Helmholtz—sebuah persamaan matematika tersulit di dunia. Beliau menyelesaikan persamaan tersebut pada disertasi Ph.D-nya di TU Delft Belanda. Orang-orang pun bangga, dan membagikan berita ini ke mana-mana. Mungkin agan-agan juga ikut nge-share berita ini. Dr Yogi Ahmad Erlangga alumni tekhnik penerbangan ITB ini dianugerahi penghargaan Ahmad Bakri untuk kategori ilmuwan muda berprestasi. Penghargaan Ahmad Bakri terbsebut, diberikan oleh Freedom Institute pada 12 Agustus 2012. Setiap pemenang masing-masing mendapatkan penghargaan berupa tropi, piagam dan uang sebesar Rp. 250 juta. DrYogi Ahmad Erlangga, Melalui riset Ph.D-nya, berhasil memecahkan rumus persamaan Helmholtz dengan predikat summa cumlaude. Berkat risetnya, pemrosesan data seismik seratus kali lebih cepat dibandingkan dengan metode yang melibatkan pengukuran 2 dimensi sebelumnya. Yogi juga membuat ribuan insinyur bisa bekerja lebih cepat untuk menemukan Salahsatunya adalah Dr. Yogi Ahmad Erlangga. Alumni Teknik Penerbangan ITB 1993 tersebut, berhasil membuat mata dunia terpukau setelah berhasil memecahkan persamaan Helmholtz menggunakan matematika numerik secara cepat (robust). Yogi yang juga merupakan Dosen Program Studi Teknik Penerbangan ITB ini menggunakan metode "Ekuasi Helmholtz". mở khóa khi bị chặn đăng bài lên nhóm page. Sistematika agribisnis berkaitan, mulai dari subsistem input, subsistem process, subsistem output, subsistem jasa penunjang; serta teknologi sebagai penunjang mutu/kualitas produk mulai, dari produk segar/mentah raw material, produk setengah jadi work in process, hingga produk jadi finished product. Bahan yang ditampilkan dalam buku ini cukup ringkas, padat, ilmiah serta sangat mudah dipahami yang mencakup fungsi-fungsi manajemen dalam sistem agribisnis, mulai dari subsistem manajemen pengadaan bahan baku agribisnis, subsistem manajemen proses produksi/ operasi agribisnis, subsistem manajemen pengolahan hasil/ agroindustri, subsistem manajemen pemasaran agribisnis, subsistem jasa penunjang manajemen sumberdaya manusia agribisnis, manajemen keuangan agribisnis, manajemen investasi agribisnis, dan manajemen strategi agribisnis sampai penggunaan teknologi agribisnis. Selain itu, ditampilkan pula sektor pertanian/ agribisnis, baik subsektor agribisnis pangan, subsektor agribisnis hortikultura, subsektor agribisnis perkebunan, subsektor agri-bisnis peternakan, subsektor agribisnis perikanan, maupun subsektor agribisnis kehutanan. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia seolah tak pernah kehabisan orang-orang berbakat nan jenius dari masa ke masa. Negara ini pernah disegani saat Mahapatih Gajahmada memimpin Majapahit di masa lalu. Dilanjutkan pada era revolusi, di mana Presiden Soekarno dan Mohammad Hatta berjuang membakar semangat rakyat. Beranjak di era modern, ada banyak anak bangsa yang berhasil menorehkan prestasinya di mata dunia. Salah satunya adalah Dr. Yogi Ahmad Erlangga. Alumni Teknik Penerbangan ITB 1993 tersebut, berhasil membuat mata dunia terpukau setelah berhasil memecahkan persamaan Helmholtz menggunakan matematika numerik secara cepat robust. Yogi yang juga merupakan Dosen Program Studi Teknik Penerbangan ITB ini menggunakan metode “Ekuasi Helmholtz”. Pecahkan rumus Matematika sulit [sumber gambar]Cara tersebut merupakan metode untuk menginterpretasi data pengukuran gelombang akustik. Nantinya, buah dari pemikiran Yogi itu bakal mempercepat pemrosesan data seismik dalam survey cadangan minyak bumi. Kabar tersebut tentu merupakan berita baik bagi perusahaan pengeboran dan tambang perminyakan. Ilustrasi pengeboran minyak [sumber gambar]Alhasil, riset dan rumusan yang telah dipecahkan oleh dirinya, membuat perusahaan perminyakan berlomba-lomba memberikan dana bantuan. Tujuannya jelas agar penelitian yang dilakukan Yogi cepat selesai. Selain berhasil meraih gelar sarjana teknik di Program Studi Aeronotika dan Astronotika ITB pada 1998, Yogi juga berhasil Gelar master dan doktornya Delft University of Technology DUT, Belanda. Di tempat terakhir pula, dirinya berhasil mempertahankan tesisnya hingga selesai. Sukses pertahankan penelitian di Universitas Delf, Belanda [sumber gambar]Selain menempuh pendidikan di Belanda, Dr. Yogi juga sempat mengikuti program post-doctoral di Jerman dan menjadi asisten profesor bidang matematika di Universitas Alfaisal, Arab Saudi. Dirinya belajar banyak dengan melakukan penelitian di di bidang aljabar linier dan analisis matriks. Atas prestasi yang ditorehkan dirinya, bukan hanya Indonesia saja yang berbangga hati. Namun juga para ilmuwan dunia yang berusaha memecahkan hal tersebut selama bertahun-tahun. Salah satunya adalah Profesor pembimbing Dr. Yogi, Dr. Vees Vuik . “Berdasarkan respon-respon yang kami terima dari industri maupun universitas-universitas asing, kami yakin bahwa karya itu telah memecahkan masalah yang telah berlangsung selama tiga puluh tahun,” ungkap Vuik dalam siaran Pers DUT. Mendapatkan penghargaan Achmad Bakrie Award [sumber gambar]Di dalam negeri, Dr. Yogi Ahmad Erlangga dianugerahi penghargaan Achmad Bakrie Award. Dirinya dinilai telah memberikan sumbangsih besar dalam ilmu pengetahuan. “Tokoh-tokoh ini telah memberikan dedikasi, dharma bakti, dan sumbangan positif dalam bidang ilmu dan pengabdian masing-masing,” ujar Aburizal Bakrie selaku pendiri Freedom Institute. Salut sekaligus bangga. Penemuan yang berhasil dipecahkan oleh Dr. Yogi Ahmad Erlangga, bisa menjadi sumbangsih terbesar bagi Indonesia. Sebagai negara yang kaya akan SDA seperti minyak, keberadaan Yogi beserta rumus miliknya, menjadi kekuatan Indonesia di masa depan. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID D_uqE7PsD5SaFtEnWrvcqkMq8a3rBxXv001ylvIV15RzLhF0CnexgA== Sejak tahun 2016 lalu, di Indonesia cukup ramai sosok Dr. Yogi Ahmad Erlangga yang disebut-sebut sebagai pemecah persamaan Helmholtz—sebuah persamaan matematika tersulit di dunia. Beliau menyelesaikan persamaan tersebut pada disertasi di TU Delft Belanda. Orang-orang pun bangga, dan membagikan berita ini ke mana-mana. Mungkin agan-agan juga ikut nge-share berita matematika paling sulit di dunia dan tidak terpecahkan selama lebih dari 30 tahun berhasil diselesaikan oleh ilmuwan Indonesia! Tapi, ada kesalahpahaman di sini gan. Persamaan Helmholtz itu bukan persamaan matematika paling sulit di dunia, dan solusinya pun sudah ada sejak dahulu kala. Agan juga bisa lihat lebih detil tentang persamaan Helmholtz dan penyelesaiannya di Wikipedia. Nah loh. Jadi, yang dilakukan oleh Dr. Yogi Erlangga ini adalah metode alternatif buat penyelesaian persamaan Helmholtz secara numerik. Dengan metode alternatif ini, perhitungan persamaan Helmholtz bisa jadi lebih cepet. Jangan disalahpahami ya gan. Beliau menemukan alternatif solusi, bukan menyelesaikan persamaan Helmholtz setelah kebuntuan para ilmuwan selama 30 tahun. Selain metode yang ditemukan oleh Dr. Yogi ini, ada banyak juga alternatif penyelesaian lain. Ada juga beberapa orang yang terlalu berlebihan bilangAndai saja ia mematenkan hasil temuannya tersebut, mungkin ia akan mendapatkan uang yang sangat besar. Padahal, formula matematika ngga bisa dipatenkan. Bentuk umum persamaan Helmholtz tu kayak gini Bentuk persamaan ini sering muncul pada fenomena fisika yang melibatkan persamaan diferensial parsial pada ruang dan waktu. Agan-agan yang berkecimpung di dunia eksakta pasti sering ketemu sama persamaan Helmholtz ini. Dengan bantuan metode baru yang ditemukan oleh Yogi Erlangga, penyelesaian numerik untuk persamaan Helmholtz pada banyak kasus akan menjadi lebih cepat. Maka dari itu, perusahaan minyak kayak Shell tertarik untuk mendanai penelitian Yogi Erlangga itu. Persamaan Helmholtz digunakan dalam analisis hasil pengukuran data akustik dalam proses pencarian sumber minyak, dan banyak lagi manfaat dan potensi lainnya karena Helmholtz juga dapat diaplikasikan pada jenis gelombang lain. KESIMPULAN 1. Persamaan Helmholtz udah ada penyelesaiannya dari dulu 2. Dr. Yogi Erlangga menemukan alternatif solusi persamaan Helmholtz dengan metode numerik yang lebih cepat 3. Banyak yang salah pahamKalo menurut agan gimana?Bagikan info ini ke temen-teman agan, biar ngga pada salah paham lagi yaUntuk pembahasan lebih lengkapnya, agan bisa baca-baca di SUMBER 12 3***Kasih bintang 5 ama cendolnya ya gan! 04-03-2018 2029 4iinch dan anasabila memberi reputasiDiubah oleh fajrulfa 04-03-2018 2033 Mathematical research at Delft University of Technology Netherlands is making it easier to look for oil. Yogi Ahmad Erlangga, who receives his doctorate on Thursday 22 December, has developed a method of calculation which enables computers to solve a crucial equation much faster. In the past, this stumped oil company computers. Funded by Shell and SenterNovem, Erlangga's research is pure mathematics. It all centres on the so-called Helmholtz equation. Solving this is important in interpreting the acoustic measurements taken when prospecting for oil. Sound waves are transmitted into the ground and their reflections recorded as they return to the earth's surface. Analysis of this data enables specialists to locate oil deposits. In the past, these measurements have been taken two-dimensionally. Effectively, the earth was surveyed as a series of flat layers. But the oil companies would rather use a faster method involving three-dimensional blocks. Until recently, though, their computers were not powerful enough to do that. Solving the Helmholtz equation requires huge arithmetical capacity. As part of his PhD research, Erlangga has succeeded in making the method of calculation used to solve the Helmholtz equation a hundred times faster. And that finally makes it possible for firms like Shell to use 3D calculations when prospecting for oil. So it seems highly likely that oil companies will express an interest in exploiting Erlangga's work. But other applications are also conceivable. This is because the Helmholtz equation is used to describe many kinds of wave. Not just acoustic ones, as in the oil example, but also electromagnetic waves including visible light. It is quite feasible, therefore, that Erlangga's work could be applied to lasers – in data storage on a Blu-ray Disc, for example – or to radar measurements in aviation. “Given the responses we have had from industry and foreign universities,” says Dr Kees Vuik, Erlangga's PhD supervisor, “we believe that a thirty-year-old problem has been solved in this work.” Source Delft University of Technology Citation Dutch mathematician simplifies the search for oil 2005, December 23 retrieved 14 June 2023 from This document is subject to copyright. Apart from any fair dealing for the purpose of private study or research, no part may be reproduced without the written permission. The content is provided for information purposes only.

dr yogi ahmad erlangga